Ekonom: Kebijakan pangan dorong lapangan pekerjaan di sektor pertanian

1 month ago 18

Jakarta (ANTARA) - Peneliti dan pakar pangan Univeritas Andalas Muhammad Makky menilai kebijakan pangan yang diterapkan oleh pemerintah dalam satu tahun terakhir, mulai memberikan dampak nyata bagi petani, mulai dari pendapatan hingga membuka lapangan pekerjaan.

Dosen sekaligus petani ini, mengatakan salah satu dampak yang paling dirasakan adalah kebijakan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp6.500 per kilogram. Menurutnya, penetapan HPP tersebut telah meningkatkan pendapatan petani.

"Itu benar-benar langsung dirasakan petani. Contoh, sekarang kita bisa nyewa ojeg buat ngangkut panen. Kalau dulu boro-boro mau bayar, balik modal saja sudah bersyukur. Karena sekarang ada lebih, dari harga jual, lebihnya banyak. Sekarang jadi ada profesi baru buat angkut hasil panen," ujar Makky dalam diskusi publik "1 Tahun Pemerintahan Prabowo" di Jakarta, Sabtu.

Makky menyebut saat ini situasi di sektor pertanian jauh lebih baik dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Petani mulai memperoleh keuntungan riil, yang dapat memutar perekonomian pedesaan.

Ia menekankan agar momentum positif ini bisa terus dipertahankan tanpa ada gangguan impor di sektor pertanian, khususnya beras.

Menurutnya, fondasi ekonomi di sektor pertanian harus diperkuat. Dengan demikian, generasi muda yang dulunya enggan menjadi petani, mulai melirik profesi tersebut lantaran memiliki prospek yang menjanjikan.

"Jadi nanti orang-orang yang merantau pulang lagi ke kampung ya. Ada pekerjaan, ada penghasilan. Kan seperti itu. Kalau kita bisa tiga kali tanam, ngapain lagi cari kerja. Jadi biarlah berputar dahulu ekonomi di dalam negeri ini, supaya nanti kalau ekonomi sudah kuat, orang-orang yang saat ini enggan, tidak mau jadi petani, itu kembali lagi," kata Makky.

Dalam kesempatan yang sama, Ekonom Universitas Indonesia (UI) Ninasapti Triaswati menyampaikan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), program pertanian pemerintah berhasil menciptakan sekitar 850 ribu lapangan kerja baru dalam enam bulan terakhir.

"Lapangan kerja di sektor pertanian naik signifikan, sedangkan industri justru mengalami penurunan sekitar 410 ribu. Ini menunjukkan sektor pertanian menjadi penyerap tenaga kerja utama," jelas Nina.

Menurutnya, peningkatan aktivitas pertanian di desa memberikan efek ganda terhadap ekonomi daerah. Aktivitas panen, penggilingan, dan distribusi hasil pertanian turut menghidupkan sektor jasa dan perdagangan di sekitar sentra produksi.

"Ini gambaran saja bahwa lapangan pertanian sukses menciptakan lapangan kerja. Daripada impor (impor beras), biarlah operator traktor dapat pekerjaan, yang pengangkut gabah dapat pekerjaan, operator mesin panen dapat pekerjaan, tukang giling. Pulang lah orang-orang yang merantau, terbangunlah yang di dalam negeri," imbuh Nina.

Baca juga: Prabowo rumuskan kebijakan baru atasi kecurangan beras

Baca juga: Kebijakan singkong Indonesia, industri tumbuh petani untung

Baca juga: Wamentan: Pembangunan pertanian menjawab tiga fokus utama pemerintah

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |