Ekonom imbau investor beli obligasi pemerintah saat harga emas tinggi

3 days ago 3
Emas masih menarik, tapi membeli sekarang kurang tepat karena kenaikan terbatas. Lebih baik membeli obligasi pemerintah ketika yield naik

Jakarta (ANTARA) - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal Hans Kwee merekomendasikan masyarakat ataupun investor untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) atau obligasi pemerintah di tengah terus menguatnya harga emas di tingkat global.

Ia menilai membeli instrumen emas di saat harga sedang tinggi saat ini kurang tepat, karena kenaikannya yang cenderung terbatas.

“Emas masih menarik, tapi membeli sekarang kurang tepat karena kenaikan terbatas. Lebih baik membeli obligasi pemerintah ketika yield naik,” ujar Hans kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Terkait diversifikasi portofolio investasi, Ia mengingatkan tetap harus ada dana tunai (cash) dengan presentase sebesar 50 persen, kemudian surat utang (obligasi) sebesar 30- 40 persen, dan saham sebesar 10- 20 persen.

“Harus ada cash 50 persen, lalu obligasi 30 sampai 40 persen, dan saham 10 sampai 20 persen,” ujar Hans.

Menurut dia, kenaikan harga emas dunia saat ini mengindikasikan bahwa perekonomian global sedang tidak dalam keadaan yang baik, seiring adanya perang tarif utamanya antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang membuat dunia berisiko menghadapi resesi.

“Sehingga emas dibeli dan pelemahan dolar AS membuat emas naik. Pelemahan dolar AS indikasi dunia tidak percaya dengan ekonomi AS akibat perang dagang,” ujar Hans.

Pada lelang 18 Maret 2025 lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kinerja Surat Utang Negara (SUN) menunjukkan hasil yang sangat baik di tengah dinamika pasar saham.

Untuk lelang pada periode itu, pemerintah menetapkan target indikatif senilai Rp26 triliun, dengan nilai penawaran yang masuk setara dengan 2,38 kali dari target indikatif, yang mana sebanyak Rp13,95 triliun atau 22,59 persen berasal dari investor asing.

“Penawaran yang masuk atau incoming bid sangat kuat, yang menggambarkan kepercayaan investor kepada pemerintah dan APBN, yaitu Rp61,75 triliun,” kata Sri Mulyani.

Data perdagangan Kamis (17/04) pukul 15.05 WIB, harga emas global berada di level 3.333,46 dolar AS per troy ounce, atau menurun 12,94 poin atau 0,39 persen pada perdagangan hari ini.

Sementara itu, harga emas Antam yang dipantau dari laman Logam Mulia pada Kamis (17/4) pagi, mengalami lonjakan sebesar Rp32.000, dari angka awal Rp1.943.000 menjadi Rp1.975.000 per gram.

Baca juga: Ekonom Celios sebut tiga alasan emas batangan banyak dibeli masyarakat

Baca juga: Ekonom prediksi harga emas capai 3.200 dolar imbas tarif Trump

Baca juga: Ekonom: Bank emas punya potensi besar dalam transformasi ekonomi RI

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |