Garut (ANTARA) - Ketua DPRD Kabupaten Garut Aris Munandar menyatakan mendukung pemekaran daerah itu menjadi tiga daerah otonom, yakni Garut sebagai kabupaten induk serta Garut Selatan dan Garut Utara, yang tujuannya untuk mengoptimalkan pelayanan publik lebih baik.
"Saya sudah jelas ya, Garut Selatan ataupun Garut Utara itu harus mekar, karena kita ini terlalu luas ya," kata Aris Munandar di Garut, Kamis.
Ia menuturkan, Kabupaten Garut saat ini memiliki 42 kecamatan dengan jumlah desa dan kelurahan sebanyak 442 desa, ditambah 22 desa baru hasil pemekaran desa sebelumnya.
Daerah yang cukup luas itu, kata dia, tentunya perlu ada pemekaran menjadi daerah otonom baru (DOB) yang saat ini sudah dalam proses tahapan pembentukan yakni Kabupaten Garut Selatan dan Garut Utara.
Baca juga: Wamendagri tegaskan pemekaran desa harus sesuai aturan
"Tugas DPRD baik kabupaten, provinsi sudah selesai kesepakatan untuk otonomi daerah baru baik (Garut) Selatan ataupun Utara, itu kita dukung," katanya.
Ia menyampaikan, saat ini Pemkab Garut tinggal menunggu keputusan dari pemerintah pusat untuk mengeluarkan kebijakan mencabut moratorium tentang DOB.
Secara administrasi, kata dia, Garut sudah selesai seperti pemetaan wilayah, kantor pemerintahan, dan sebagainya, namun saat ini masih moratorium.
"Syaratnya sudah dilengkapi semua ya, dari mulai pemetaan wilayah, tempat pemerintahan nanti yang baru, dan lain sebagainya itu sudah terpenuhi," katanya.
Baca juga: Gubernur PBD bentuk tim percepatan pemekaran calon enam DOB
Menurut dia, adanya DOB di Garut itu akan mempermudah pelayanan masyarakat termasuk mempercepat pembangunan daerah yang akhirnya memberikan manfaat bagi masyarakat.
Tentunya, lanjut dia, akan berdampak pada perekonomian masyarakat karena akan lebih hemat biaya operasional jarak tempuh maupun waktu dari tempat tinggalnya ke pusat pemerintahan di Garut.
"Saya yakin pelayanan masyarakat akan sangat cepat dan sangat baik," katanya.
Baca juga: Pemekaran Kelurahan Kapuk Jakarta Barat masuk tahap kajian
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
