Banjarbaru, Kalsel (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, siap mengawal penanganan kasus pembunuhan terhadap jurnalis asal Kalsel Juwita (23) yang dilakukan oknum anggota TNI AL Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) Kelasi Satu berinisial J.
"Kami siap mengawal penanganan kasusnya dan meminta penegak hukum menyelesaikan pengusutan hingga tuntas," ujar Ketua DPRD Kota Banjarbaru Gusti Rizky Sukma Iskandar Putera di Banjarbaru, Kalsel, Jumat.
Menurut Rizky, anggota DPRD Banjarbaru merasa kehilangan yang mendalam karena sosok almarhumah Juwita dikenal cukup akrab dan baik dengan narasumber di lingkungan dewan.
Baca juga: Jurnalis Kalsel tewas mengarah pembunuhan berencana oleh oknum TNI AL
Rizky meminta Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Balikpapan menyelidiki kasus pembunuhan jurnalis wanita tersebut secara transparan dan tuntas, sehingga seluruh elemen masyarakat mengetahui proses hukum kasus tersebut.
"Kami meminta penanganan kasus tersebut transparan, tanpa ada yang ditutupi sehingga keluarga korban maupun masyarakat mengetahui, disamping berharap pelaku dihukum dengan seadil-adilnya," ucap dia.
Dia juga menegaskan anggota DPRD Kota Banjarbaru menghormati setiap proses hukum yang dilakukan institusi dan aparat penegak hukum sehingga akan terus berkoordinasi dengan Lanal Balikpapan maupun kepolisian.
"Kami menghormati proses hukum dan sudah berkoordinasi dengan Polres Banjarbaru maupun Lanal Banjarmasin sehingga mengetahui sejauh mana penanganan kasus dan tuntas," ucap Rizky.
Sebelumnya, seorang jurnalis Juwita ditemukan meninggal dunia di Gunung Kupang, Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, pada Sabtu (22/3) sekitar pukul 15.00 WITA.
Baca juga: Jurnalis korban pembunuhan dikenal ceria dan mudah bergaul
Jasad korban tergeletak di tepi jalan bersama sepeda motor miliknya yang kemudian muncul dugaan menjadi korban kecelakaan tunggal.
Warga yang menemukan pertama kali justru tidak melihat tanda korban mengalami kecelakaan lalu lintas, kemudian terdapat luka lebam pada bagian leher korban dan telepon seluler milik korban diduga hilang.
Sementara itu, keluarga korban meminta penyidik Detasemen Polisi Militer Pangkalan TNI Angkatan Laut (Denpomal) Banjarmasin mendalami temuan cairan putih dan luka lebam pada area kemaluan korban.
Perwakilan pihak keluarga korban bernama Pazri mendesak penyidik melakukan uji laboratorium forensik ke Surabaya atau Jakarta, karena fasilitas uji itu belum ada di Kalsel.
"Volume cairan putih di area kemaluan cukup banyak, ada apa ini? Apakah mungkin pelaku lebih dari satu atau seperti apa, nanti penyidik yang mendalami dan mengungkap fakta ini," ujar Pazri.
Baca juga: PWI Kalsel minta peradilan militer terbuka terkait pembunuhan jurnalis
Oleh karena itu, pihak keluarga menginginkan agar segera dilakukan tes DNA ke laboratorium forensik ke luar daerah agar kasus ini semakin terang dan segera terungkap motif sebenarnya dari pembunuhan tersebut.
Pazri mengungkapkan bahwa dokter telah mengambil sampel cairan putih tersebut. Namun, terkait dilakukannya uji laboratorium ke Surabaya atau Jakarta belum diketahui karena menjadi kewenangan penyidik.
Pewarta: Taufik Ridwan/Yose Rizal
Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
Copyright © ANTARA 2025