Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) pada Januari hingga Maret 2025 ini sebanyak 1.416 kasus atau turun dibandingkan periode yang sama 2024, yakni 1.729 kasus.
"Total kasusnya sekarang 1.416 kasus sejak Januari 2025 hingga 9 Maret 2025," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati di Balai Kota Jakarta, Rabu.
Baca juga: DKI segera lakukan pendataan terkait kasus DBD meningkat
Ani berharap kasus DBD terus melandai hingga Mei mendatang atau tak setinggi tahun lalu. Adapun pada tahun 2024, angka kasus DBD khususnya hingga Maret dipengaruhi siklus lima tahunan.
"Kemarin naik tinggi karena 2024 siklus lima tahunan. Jadi, puncaknya sama-sama di April. Tapi kalau dulu tinggi, sekarang masih terkendali," ujar dia.
Sebagai upaya antisipasi peningkatan kasus, kata dia, Pemprov DKI tetap melakukan berbagai upaya, salah satunya pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Kegiatan itu dilakukan secara serentak oleh para juru pemantau jentik (jumantik) setiap Jumat di wilayah masing-masing karena PSN efektif menekan angka kasus DBD.
Baca juga: Pemprov DKI luncurkan program nyamuk Wolbachia untuk tanggulangi DBD
Baca juga: Ahli ingatkan warga lakukan 3M Plus untuk cegah penyebaran DBD
Selain itu, sosialisasi 3M, yakni menutup, menguras, dan mengubur, juga digalakkan oleh para kader Jumantik kepada masyarakat.
Ani pun mengingatkan agar PSN dilakukan tak hanya di permukiman, tetapi juga tempat kerja, tempat pengelolaan makanan, sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat umum dan sarana olahraga.
"Itu justru yang kadang-kadang mungkin ada jentiknya. Penanggung jawab kantor, pemilik sekolah, pemilik pusat pembelanjaan, apartemen harus aware (waspada) terhadap (potensi adanya jentik nyamuk) di lingkungannya," kata Ani.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025