Dinkes DKI imbau masyarakat terapkan PHBS cegah penularan campak

1 week ago 9

Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati ​​​​​​mengimbau masyarakat agar menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) sebagai salah satu cara mencegah penularan penyakit campak.

"PHBS, perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungannya dibersihkan, dibiasakan mencuci tangan dengan air mengalir, pakai sabun," kata Ani dalam seminar bertema “Cegah Campak dari Rumah Kita” di Jakarta, Selasa.

Dia pun mengingatkan masyarakat agar membiasakan cuci tangan setiap sebelum atau sesudah melakukan aktivitas, misalnya sebelum makan atau sehabis bepergian di luar rumah.

"Ini (PHBS) adalah kebiasaan yang terus kami sampaikan sejak zaman pandemi (COVID-19). Mudah-mudahan ini masih terus menjadi pola hidup masyarakat, sehingga kita semua bisa melaksanakan perilaku hidup yang bersih dan sehat," ujar Ani.

Dia memaparkan campak ditularkan melalui droplet (percikan pernapasan) yang keluar dari hidung, mulut atau tenggorokan orang yang terinfeksi virus campak saat ia bicara, batuk, bersin, atau melalui lendir pada hidung.

Oleh karena itu, PHBS, sambung dia, merupakan kunci penting untuk pencegahan, tidak hanya penyakit campak, tetapi juga segala macam penyakit.

Baca juga: Warga DKI diminta segera imunisasi campak untuk tekan kasus

Selain PHBS, dia mengungkapkan imunisasi pada anak-anak juga menjadi upaya mencegah campak, sehingga mereka harus mendapatkan imunisasi yang lengkap sesuai jadwal.

Imunisasi campak diberikan tiga kali pada anak, yakni saat berusia 9 bulan, 18 bulan, dan usia SD kelas 1.

Lebih lanjut, Dinkes DKI mengajak seluruh keluarga agar menjadi garda terdepan dalam pencegahan campak dan penyakit lainnya.

"Kami sangat membutuhkan kerja sama dan peran serta masyarakat, mulai dari camat, lurah, RT, RW, PKK, tokoh agama, hingga pendidik di sekolah, untuk bersama-sama menggerakkan masyarakat agar mendukung imunisasi campak rubella," tutur Ani.

Dia optimistis melalui kerja sama yang baik dari berbagai pihak, maka anak-anak, masyarakat, dan lingkungan dapat terbebas dari penyakit campak di masa mendatang.

Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat terdapat sebanyak 218 kasus campak per awal September 2025, ditambah dengan 63 kasus rubella, tanpa ada kematian di wilayah Kota Jakarta.

Baca juga: Campak di DKI Jakarta capai 218 kasus tanpa ada kematian

Baca juga: DKI catat capaian imunisasi anak tahap dua 90 persen

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |