Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan hasil evaluasi terakhir pemeriksaan kesehatan jamaah calon haji musim haji 1446 Hijriah/2025 sebanyak 11 calon haji Kota Mataram dinyatakan tidak istitaah.
"Dari 733 calon haji reguler, 11 orang di antaranya dinyatakan tidak istitaah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Emirald Isfihan, di Mataram, Jumat.
Dengan demikian, sebanyak 11 calon haji tersebut dinyatakan gagal berangkat, dan untuk penggantian sudah dilakukan oleh pihak Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram, agar kuota calon haji Mataram tetap terpenuhi.
Menurut dia, sebanyak 11 calon haji yang dinyatakan tidak istitaah tersebut karena penyakit yang diderita dan tidak memungkinkan melaksanakan ibadah haji secara mandiri.
Sebanyak 11 calon haji yang gagal berangkat karena tidak istitaah itu memiliki riwayat penyakit jantung, ginjal, dan hati.
Baca juga: Dirut RS Ruslan Mataram dorong jamaah calon haji mandiri
"Dengan kondisi penyakit mereka itu, kami dari petugas kesehatan tidak bisa mengeluarkan keterangan istitaah. Sedangkan untuk indikasi jamaah yang hamil, sejauh ini belum ada," katanya.
Dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan calon haji, Dinkes Kota Mataram telah berkomitmen melakukan pendampingan layanan kesehatan bagi jamaah calon haji musim haji 2025, sampai mendapatkan sertifikat istitaah.
Komitmen itu bertujuan untuk membantu kebutuhan dan kepentingan dasar calon haji, sebab tanpa adanya istitaah kesehatan calon haji tidak bisa membayar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (Bipih).
Sementara, jamaah sudah menunggu puluhan tahun untuk bisa berangkat ke Tanah Suci, dan hal itu menjadi sesuatu yang diimpi-impikan jamaah.
Baca juga: Kemenag: Tujuh calon haji Kota Mataram meninggal sebelum lunasi Bipih
"Oleh karena itu, kami berusaha memberikan pendampingan kesehatan agar mereka bisa lolos istitaah," katanya.
Kecuali jika ada calon haji yang benar-benar tidak bisa lolos, misalnya karena kelumpuhan, tidak ada pendamping, sehingga tidak bisa melakukan berbagai aktivitas secara mandiri.
Untuk memberikan pendampingan, Dinkes memiliki tim di 11 puskesmas se-Kota Mataram yang menjadi lokasi pemeriksaan kesehatan jamaah calon haji.
Bahkan jamaah calon haji yang masuk kategori risiko tinggi, diberikan waktu dan kesempatan mengikuti bimbingan dan edukasi terkait pola makan dan pola hidup sehat hingga mereka bisa mendapatkan istitaah.
Baca juga: Wali Kota lepas 42 calon haji ASN Mataram
"Tidak sampai di situ, sebab pemeriksaan kesehatan haji dilakukan secara terus menerus dari persiapan berangkat, saat di Tanah Suci, bahkan sampai pulang ke tanah air," katanya.
Pewarta: Nirkomala
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025