Jakarta (ANTARA) - Menjaga pola makan sehat kini menjadi gaya hidup yang semakin populer, seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan tubuh. Beragam jenis program diet sehat pun bermunculan, masing-masing menawarkan manfaat dan pendekatan yang berbeda sesuai kebutuhan individu.
Mulai dari diet mediterania yang kaya akan lemak sehat, hingga diet tinggi protein seperti diet paleo semua program ini memiliki tujuan yang sama, yakni membantu tubuh tetap bugar, menurunkan berat badan, serta mencegah berbagai penyakit kronis.
Namun, sebelum memilih jenis diet yang tepat, penting untuk memahami karakteristik dan manfaat masing-masing pola makan ini agar hasil yang diperoleh bisa maksimal dan berkelanjutan.
Lantas apa saja jenis-jenis diet sehat yang baik dan populer? Berikut ini adalah daftar-nya yang telah dilansir dari berbagai sumber kesehatan.
Baca juga: Rekomendasi menu sehat untuk buka puasa bagi Anda yang sedang diet
Jenis-jenis diet sehat yang populer
1. Diet mediterania
Sesuai dengan namanya, diet ini terinspirasi dari pola makan masyarakat di wilayah sekitar Laut Mediterania. Ciri khasnya terletak pada konsumsi tinggi kacang-kacangan, sayur-mayur, serta buah-buahan segar.
Tak hanya itu, diet ini juga menyertakan produk olahan susu seperti yoghurt dan keju, serta ikan dan daging unggas dalam jumlah sedang. Minyak zaitun menjadi bahan utama dalam pengolahan makanan, menggantikan lemak jenuh dari sumber lain.
2. Diet paleo
Diet paleo didasarkan pada jenis makanan yang diperkirakan dikonsumsi manusia zaman prasejarah, khususnya era Paleolitikum. Pola makannya mencakup daging tanpa lemak, ikan, telur, buah-buahan, sayuran, serta kacang-kacangan yang berprotein tinggi. Manfaat dari pola makan ini antara lain membantu menjaga berat badan tetap ideal serta menurunkan risiko penyakit jantung.
3. Diet vegan
Pola makan vegan sepenuhnya menghindari konsumsi produk hewani, termasuk turunannya seperti susu, telur, madu, gelatin, dan whey. Beberapa penelitian menyatakan bahwa diet vegan efektif dalam menurunkan berat badan karena masukan makanan yang tinggi serat dan rendah lemak, sehingga membuat rasa kenyang bertahan lebih lama.
4. Diet rendah karbohidrat (low-carb)
Jenis diet ini membatasi konsumsi karbohidrat harian, biasanya hanya sekitar 20 hingga 150 gram per hari. Tujuannya adalah agar tubuh beralih menggunakan lemak sebagai sumber energi utama. Namun, disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum memulai diet ini, terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Baca juga: Dokter ingatkan agar terapkan diet seimbang selama libur lebaran
5. Diet dukan
Diet Dukan terdiri dari empat fase utama, dua tahap untuk menurunkan berat badan dan dua tahap untuk mempertahankan hasilnya. Di awal, hanya makanan tinggi protein yang dikonsumsi bersama dedak gandum. Seiring waktu, menu diperluas dengan sayuran, karbohidrat kompleks, dan sedikit lemak sehat.
6. Diet rendah lemak
Diet ini menekankan pembatasan masukan lemak hingga kurang dari 10% dari total kalori harian. Fokus utamanya adalah pada makanan nabati, dengan sedikit produk hewani.
Meski cukup populer, beberapa studi menunjukkan bahwa diet rendah lemak kurang optimal jika diterapkan dalam jangka panjang, karena tubuh tetap memerlukan lemak untuk fungsi penting seperti penyerapan vitamin.
7. Diet OCD (Obsessive Corbuzier Diet)
Diet OCD adalah pola makan yang dipopulerkan oleh Deddy Corbuzier dan cukup banyak diterapkan oleh masyarakat Indonesia. Fokus utama diet ini terletak pada pengaturan waktu makan atau dikenal juga sebagai puasa berselang (intermittent fasting).
Salah satu aturan umumnya adalah tidak mengonsumsi sarapan pagi. Namun, diet ini tak hanya soal menunda waktu makan, tetapi juga disarankan disertai dengan olahraga singkat selama 7 menit setiap harinya, dikenal sebagai O7W (OCD 7-minute workout), guna menunjang pembakaran kalori.
Baca juga: Makanan yang baik dikonsumsi untuk cegah masalah pencernaan
8. Diet intermittent fasting
Intermittent fasting adalah metode yang membatasi waktu makan dalam jangka tertentu dan diselingi dengan periode puasa. Misalnya, seseorang hanya makan dari pukul 7 pagi hingga 3 sore, lalu berpuasa selama 16 jam berikutnya.
Walau pola waktunya bisa disesuaikan, tujuan dari diet ini tetap sama, yakni menurunkan kadar insulin agar tubuh beralih membakar lemak sebagai sumber energi utama.
9. Diet keto (ketogenik)
Diet ketogenik, atau yang lebih dikenal dengan diet keto, sempat menjadi tren beberapa tahun terakhir. Diet ini sebenarnya sudah diperkenalkan sejak tahun 1920-an sebagai pengelolaan penyakit tertentu seperti diabetes.
Keto berfokus pada pengurangan karbohidrat secara drastis biasanya di bawah 50 gram per hari dan meningkatkan konsumsi lemak hingga 70–80% dari total kalori harian. Protein tetap dikonsumsi dalam jumlah moderat sekitar 10–20%.
Selama dilakukan dengan pengawasan, pola makan ini umumnya aman. Namun, penderita kondisi medis tertentu seperti ketoasidosis perlu berhati-hati dan sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Baca juga: Ahli gizi sebut penderita PCOS boleh konsumsi buah
Baca juga: Rekomendasi diet sehat selama Ramadhan dan Lebaran
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025