Dekopin sebut koperasi wujud paling konkret perekonomian Pancasila

2 months ago 21

Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pengawas (Dewas) Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Said Abdullah menilai bahwa koperasi merupakan perwujudan paling konkret dari maksud perekonomian Pancasila.

Ia menuturkan berbagai nilai Pancasila berada dalam praktik perkoperasian lantaran di dalam koperasi ada gotong royong, usaha perekonomian disusun modal bersama dan untuk kemakmuran bersama, serta pengambilan keputusan dilakukan secara demokratis karena semua anggota kedudukannya setara tanpa memandang setoran modalnya.

"Namun dengan seluruh nilai-nilai dan praktik koperasi yang sangat ideal tersebut, kita jumpai koperasi di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan yang harus mampu dihadapi oleh setiap insan koperasi ke depan," ujar Said dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Dia membeberkan bahwa tantangan dimaksud, yakni individualisme usaha koperasi, kontribusi koperasi terhadap perekonomian nasional yang masih kecil, belum banyak menguasai kemampuan keragaman usaha, hingga citra diri yang belum bagus.

Pada tantangan individualisme koperasi, Ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu menyampaikan bahwa data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan volume usaha koperasi pada tahun 2024 baru mencapai Rp214 triliun atau sekitar 0,97 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang bernilai Rp22.139 triliun.

"Ke depan, insan-insan koperasi harus mampu menjadikan koperasi sebagai wahana berhimpun gotong royong yang lebih menjanjikan daripada usaha individual," katanya.

Kemudian dalam masalah kontribusi yang kecil, sambung dia, peranan koperasi tercatat kurang dari 1 persen, sehingga menjadi masalah serius terhadap sistem perekonomian nasional. Dirinya pun berharap gerakan Koperasi Merah Putih nantinya akan mendorong membesarkan koperasi Indonesia dan berkontribusi penting bagi perekonomian nasional.

Dia menambahkan bahwa pada tantangan belum banyak keragaman usaha, sebagian besar koperasi di Tanah Air didominasi oleh usaha simpan pinjam. Meski tidak ada yang salah, ia meminta agar pemerintah dan insan koperasi ke depan lebih mengembangkan keragaman bentuk bentuk usaha koperasi.

Sementara pada tantangan citra diri koperasi masih belum bagus, dirinya berpendapat hal itu terjadi akibat berbagai rentetan masalah fraud atau kecurangan yang terjadi di koperasi pada masa lalu.

"Oleh sebab itu, insan koperasi serta asosiasi seperti Dekopin harus bisa membantu tata kelola (governance) koperasi terus lebih baik, sehingga makin mendapatkan kepercayaan publik," ungkap Said.

Memperingati Hari Koperasi Nasional 2025 yang jatuh pada hari ini, dirinya mengingatkan kembali bahwa koperasi merupakan usaha rakyat, yang tumbuh dari semangat rakyat menghimpun diri dalam kegiatan ekonomi secara mandiri.

Koperasi sebagai kumpulan rakyat, kata dia, menghimpun modal, namun kedudukan anggota koperasi setara dan tidak dibedakan berdasarkan jumlah setoran modal seperti layaknya perseroan.

"Dari modal yang terkumpul, koperasi membangun usaha yang minimal melayani anggotanya sendiri," ucap dia.

Selain itu, Said berpendapat bahwa koperasi telah menjadi sarana pendidikan rakyat dan berhimpun, bukan semata urusan ekonomi, tetapi juga pengembangan diri melalui berbagai kegiatan pendidikan dan membangun ikatan komunal guna mewujudkan berbagai gerakan perubahan sosial lebih luas.

Di sisi lain, sambung dia, tak lupa pula diingatkan bahwa koperasi merupakan agen dan pilar pembangunan. Dengan meluasnya gerakan koperasi, maka kegiatan ekonomi juga akan meluas.

Dikatakan bahwa dalam koperasi, modal yang terkumpul semakin besar, namun dimiliki banyak orang sehingga koperasi menggerakkan ekonomi lebih besar, tetapi kepemilikannya tidak hanya pada segelintir orang.

"Dengan demikian usaha koperasi mengurangi kesenjangan sosial," tutur Said.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Azhari
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |