Jakarta (ANTARA) - Citibank N.A., Indonesia (Citi Indonesia) membekali 300 siswa dari tiga sekolah menengah atas (SMA) di Jakarta dan Depok dengan literasi keuangan praktis yang berlangsung selama Juni 2025, guna menghadapi tantangan ekonomi di era modern.
Hal ini dilaksanakan melalui program bertajuk “Investing in Youth, Empowering Communities” dalam rangka 20 tahun Global Community Day (GCD). Program ini diwujudkan dengan menggandeng Prestasi Junior Indonesia (PJI).
Chief Executive Officer Citi Indonesia Batara Sianturi dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa, menyampaikan kolaborasi dengan berbagai pihak diperlukan untuk mendorong penguatan literasi keuangan yang sangat dibutuhkan oleh generasi muda Indonesia.
“Kami percaya membekali generasi muda dengan keterampilan finansial yang relevan akan memberikan dampak positif jangka panjang, tidak hanya bagi diri mereka saat ini dan di masa depan, tetapi juga bagi komunitas dan perekonomian secara keseluruhan,” kata Batara.
Sebagai bank global, Citi Indonesia menegaskan kehadiran program ini pada perayaan Global Community Day ke-20 tahun bukan sekadar kegiatan sosial.
Lebih dari itu, ujar Batara, program edukasi menjadi wujud nyata komitmen berkelanjutan Citi secara global untuk berkontribusi secara positif kepada komunitas di mana Citi berada sekaligus mendorong kemajuan ekonomi di Indonesia.
Baca juga: Citibank proyeksikan pertumbuhan ekonomi RI 4,7 persen pada 2025
Agenda Global Community Day di Indonesia pada tahun ini diimplementasikan di tiga sekolah yaitu SMA IAS Al-Jannah Depok, SMAN 7 Jakarta, dan SMAN 35 Jakarta.
Melalui pembelajaran interaktif dan aplikatif di kelas, para siswa diperkenalkan dengan berbagai konsep dasar pengelolaan keuangan, mulai dari penganggaran, menabung, investasi, hingga mitigasi risiko.
Mereka juga mengikuti sesi bincang bersama Ahli Finansial Aliyah Natasya untuk memahami tantangan keuangan yang relevan bagi remaja saat ini.
Academic Advisor and Operations Counsel PJI Robert Gardiner mengatakan, pengetahuan keuangan yang minim dapat bermuara pada buruknya pengambilan keputusan finansial.
Ia menggarisbawahi bahwa akhir-akhir ini, banyak generasi muda sudah terjerat pinjaman daring ilegal berbunga besar dan skema investasi yang merugikan.
“Bermodalkan pengalaman belajar yang komprehensif dan kontekstual dalam program GCD ini, para siswa diharapkan dapat menjadi pelaku keuangan yang cerdas dalam mengoptimalkan berbagai layanan keuangan untuk ketahanan finansial mereka secara jangka panjang,” kata Robert.
Baca juga: Laba bersih Citi Indonesia tahun 2024 capai Rp2,6 triliun
Adapun selama program berlangsung, Citi Volunteers terlibat sebagai mentor dan fasilitator yang secara aktif membimbing para siswa dalam memahami pengelolaan keuangan pribadi yang cerdas dan bertanggung jawab.
Global Community Day ditutup dengan kegiatan Financial Innovation Challenge di Pacific Century Place, Jakarta, Senin (23/6). Acara ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.
Para siswa yang telah mengikuti pembelajaran menyajikan sembilan ide solusi keuangan inovatif dan berkelanjutan terhadap persoalan keuangan di komunitas mereka. Hal ini dilakukan untuk melatih kepekaan sosial para siswa dan memotivasi mereka untuk aktif berperan menjadi pemimpin perubahan di masyarakat.
Dengan keterampilan yang memadai, Citi Indonesia meyakini para siswa akan mampu mengelola keuangan pribadi secara bijak sekaligus mempersiapkan diri untuk beradaptasi di tengah dinamika ekonomi yang terus berkembang.
Citi Indonesia juga meyakini bahwa kontribusi edukasi finansial ini dapat menjadi fondasi penting bagi penguatan literasi keuangan generasi muda serta dukungan terhadap upaya OJK dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia.
Sebagai informasi, merujuk pada Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 dari OJK, indeks literasi dan inklusi keuangan kelompok usia remaja 15-17 tahun adalah 51,70 persen dan 57,96 persen. Angka ini masih lebih rendah dari rata-rata indeks nasional pada 2024, yaitu 65,43 persen untuk literasi dan 75,02 persen untuk inklusi.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.