Cerita Yunita menjadi petani sukses di desanya di TTS

1 month ago 15

Kupang (ANTARA) - Keputusan Yunita Adi (32), perempuan beranak satu, menolak ajakan suaminya merantau ke Kalimantan dan lebih memilih kembali ke kampung halamannya di Desa Oe Ekam, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), berbuah manis.

Apalagi ketika dia bandingkan dengan pengalamannya merantau ke Bali dan NTT ketika masa gadis seusai lulus SMA.

Kesulitan ekonomi di kampung halamannya di desa Oe Ekam, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur, membuat dirinya memutuskan untuk merantau, walaupun hanya tamatan SMA.

Setiap mengenang masa itu, Yunita pasti menitikkan air mata.

"Kalau saya kenang masa-masa itu, saya sedih, karena sangat susah," ujarnya lirih ketika memulai kisahnya saat ditemui di kampung halamannya sebagai orang yang sukses sebagai petani holtikultura.

Kisah suksesnya mau tidak mau bermula ketika dia menolak ajakan suami untuk merantau ke Kalimantan pada 2023 di saat mereka telah memiliki seorang anak.

Penolakan itu tidak lain berkat cerita dari orang tuanya tentang program Green Skills 2.0 dari Yayasan Plan Indonesia yang sudah masuk ke desanya pada tahun 2022.

Penolakan terhadap ajakan ke Kalimantan itu sangat berkait dengan pengalamannya merantau sebelumnya.

Dua tahun merantau di Bali sejak 2017, dia bekerja di Bali sebagai pekerja di warung bakso dengan gaji sebulan hanya Rp500 ribu membuat dia kesulitan untuk bisa mengirim uang untuk orang tuanya di kampung halaman.

Begitu juga ketika dia merantau ke Mataram, NTB, selama setahun pada 2019. Begitu banyak duka yang dia ingat di masa perantauannya itu.

Maka, ketika ada kesempatan mencari nafkah di kampung halamannya sendiri, dia sepenuh hati bertekad kembali ke kampungnya untuk berusaha menekuni peluang yang ada.

Di Lahan seluas 1,8 hektare, berkat dukungan dari orang tuanya dia bersama tujuh orang anak muda usia sekitar 18 hingga 29 membuat Kelompok Tani Semut Putih.

Yunita sedang mengambil telur ayam di kandang ayam Kelompok Tani Semut Putih. ANTARA/Kornelis Kaha

Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |