Bulog: Stok beras di Lombok Timur mencapai 35 ribu ton

1 month ago 19
Stok beras mencukupi untuk kebutuhan tahun 2025, bahkan dapat menopang kebutuhan hingga dua tahun ke depan

Mataram (ANTARA) - Perum Bulog Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebutkan stok beras saat ini mencapai 35 ribu ton sehingga ketersediaan beras di wilayah tersebut dalam kondisi aman hingga tahun 2026.

"Stok beras mencukupi untuk kebutuhan tahun 2025, bahkan dapat menopang kebutuhan hingga dua tahun ke depan," kata Kepala Perum Bulog Cabang Lombok Timur Supermansah di Kabupaten Lombok Timur, Rabu.

Ia mengatakan ketersediaan stok beras saat ini mencapai 35 ribu ton dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat hingga dua tahun ke depan.

"Stok tahun ini menjadi terbanyak sepanjang sejarah di Lombok Timur," katanya.

Ia menjelaskan melimpahnya stok ini merupakan hasil dari berbagai upaya yang dilakukan salah satunya harga pembelian pemerintah (HPP) yang tinggi saat panen raya beberapa waktu lalu yakni Rp 6.500 per kilogram di tingkat petani.

Selain itu, koordinasi yang intensif bersama berbagai pihak, termasuk keterlibatan TNI dalam penyerapan gabah menjadi penopang keberhasilan ini.

"Tingginya volume penyerapan beras ini membuat kapasitas gudang Bulog menjadi penuh, tak mampu menampung," katanya.

Ia mengatakan satu gudang hanya mampu menampung 25 ribu ton, sehingga untuk menyimpan tambahan dengan menyewa gudang penyimpanan.

“Karena penyerapan masih berlangsung, ada tujuh gudang yang disewa untuk penyimpanan beras. Saat ini petani melakukan panen kedua," katanya.

Supermansah menambahkan, keberadaan stok yang melimpah ini diharapkan mampu menjadi instrumen pengendali harga beras yang saat ini mulai merangkak naik di pasaran.

Apalagi, Bulog Lombok Timur menargetkan pengadaan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebesar 5 ribu ton tahun ini, dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 11.000 per kilogram.

“Harga beras di masyarakat sudah menyentuh Rp13 ribu per kilogram," katanya.

Ia juga menyoroti dengan adanya permainan harga oleh oknum maka pengawasan distribusi SPHP melalui Rumah Pangan Kita (RPK) diperketat.

"Dengan SPHP ini, kami harapkan masyarakat kembali mengakses beras dengan harga sesuai ketetapan pemerintah,” katanya.

Sementara itu, Bupati Lombok Timur Haerul Warisin menyampaikan apresiasi atas kondisi ketersediaan pangan daerah yang terjaga baik.

Menurut dia, di tengah ketidakpastian iklim dan kondisi global yang membatasi impor, ketersediaan pangan lokal menjadi penyangga utama.

“Kami bersyukur kondisi pangan saat ini masih aman dan tercukupi. Sehingga kekurangan pangan bisa diantisipasi, bahkan Lombok Timur sampai saat ini masih menjadi kabupaten penyangga pangan nasional,” ungkapnya.

Ia mengakui bahwa saat ini wilayahnya tengah memasuki musim kemarau yang menyebabkan produksi padi mulai menurun. Namun, dengan cadangan beras yang ada, ia optimistis kebutuhan pangan masyarakat tetap terpenuhi.

“Bahkan stok tahun ini menjadi terbanyak, sampai gudang Bulog harus ditambah untuk menampung beras,” katanya.

Baca juga: Bupati Lombok Timur sebut Bulog wajib beli gabah petani

Baca juga: Bapanas minta penggilingan padi bantu Bulog tambah stok panen gadu

Baca juga: Bapanas: Peluncuran beras SPHP jaga daya beli dan stabilitas harga

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |