Budaya lokal Indonesia: Dari tradisi ke ekonomi digital

9 hours ago 3
Kita perlu mengubah pandangan dari 'warisan yang harus dilestarikan' menjadi 'kekuatan ekonomi yang harus didukung penuh'

Jakarta (ANTARA) - Indonesia adalah permadani indah yang ditenun oleh jutaan warisan budaya. Dari tenun ulos di Sumatera Utara, songket di Palembang, hingga kekayaan seni pertunjukan di Papua. Setiap daerah menyimpan potensi ekonomi raksasa yang seringkali terperangkap dalam bingkai tradisi.

Problem utama yang dihadapi adalah keterbatasan akses, minimnya inovasi, dan kerentanan legalitas yang membuat nilai ekonomi aset budaya lokal terdistorsi.

Warisan budaya kita yang seharusnya menjadi sumber kesejahteraan, kini justru bergumul dengan biaya produksi tinggi, kesulitan mendapatkan modal, dan ancaman penjiplakan motif.

Kondisi ini menuntut perubahan narasi yang mendasar. Kita perlu mengubah pandangan dari "warisan yang harus dilestarikan" menjadi "kekuatan ekonomi yang harus didukung penuh".

Perubahan itu harus diinisiasi oleh intervensi pemerintah yang radikal dan konstruktif, melampaui sekadar retorika apresiasi.

Anggota parlemen kini kencang menyuarakan satu pesan kunci: Saatnya membebaskan aset-aset budaya dari keterbatasan seremonial dan menjadikannya lokomotif ekonomi yang berdaya saing global.

Transformasi harus dimulai dari akar, yaitu penguatan ekosistem UMKM dan seniman, menghubungkan modal, teknologi, hukum, dan pasar.

Hanya dengan pendekatan holistik inilah budaya lokal dapat menjadi tulang punggung perekonomian yang kuat dan berkelanjutan.

Pemerintah harus memastikan bahwa penjaga tradisi—para perajin dan seniman lokal—bisa hidup mandiri dan sejahtera melalui karyanya.

Bukti nyata potensi ekonomi ini sudah terlihat di lapangan. Songket, misalnya, sebagai identitas Palembang, harus menghadapi biaya produksi tinggi dan ancaman penjiplakan yang melemahkan martabat perajin.

Sementara itu, seni pertunjukan di Papua, sebagaimana disaksikan di Sanggar Seni Nani Bili, terbukti mampu menghasilkan pendapatan harian signifikan, sebuah indikasi bahwa kreativitas lokal mampu menciptakan kemandirian ekonomi.

Oleh karena itu, intervensi yang paling mendesak adalah memberikan alat yang tepat agar para pelaku budaya setempat dapat bersaing.

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |