Jakarta (ANTARA) - PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk dan Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD) menandatangani perjanjian Islamic Risk Participation yang menandai langkah signifikan dalam kerja sama untuk mengembangkan transaksi global antara kedua bank syariah.
Perjanjian ini memungkinkan BSI dan BIBD untuk melakukan transaksi risk participation berbasis syariah, khususnya portofolio dengan underlying L/C.
Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa kolaborasi dengan BIBD merupakan salah satu strategi BSI mengembangkan produk perbankan syariah, sekaligus menguatkan posisi di kancah internasional.
Bob menambahkan, BSI dan BIBD juga berkomitmen untuk bersama-sama meningkatkan transaksi antarbank syariah di kawasan ASEAN.
“Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan transaksi antarbank syariah di bidang trade finance dan menjadi pintu gerbang untuk mendorong kerja sama di kawasan ASEAN,” kata Bob.
Performa bisnis trade finance di BSI memiliki tren positif, catat perseroan, dengan volume transaksi pada 2024 mencapai 1,3 miliar dolar AS atau tumbuh 30,2 juta dolar AS year on year (yoy), yang didominasi transaksi ekspor, impor dan supplier financing.
Dengan adanya komitmen kerja sama dengan BIBD, BSI optimis potensi bisnis tahun 2025 sebesar 25 juta dolar AS.
Perjanjian ini juga menandai keseriusan BSI mampu bersaing di kancah global dan memperkokoh peran ekonomi syariah sebagai new engine pertumbuhan ekonomi nasional.
Bob menyampaikan, saat ini BSI sudah masuk 10 besar bank syariah global dari sisi kapitalisasi pasar. Maka kolaborasi dengan BIBD ini, menurutnya, akan semakin memperkuat posisi BSI di kancah internasional dan bersama-sama menjadi motor penggerak bagi perkembangan industri keuangan syariah di level regional dan global.
BSI saat ini sudah memiliki kantor cabang luar negeri (KCLN) di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), yang beroperasi sejak tahun 2023 yang lalu.
Selain itu, BSI juga telah memperoleh izin untuk membuka kantor cabang di Arab Saudi yang diproyeksikan mulai beroperasi secara penuh pada 2026, dengan fokus pada ekosistem haji dan umrah serta potensi pasar dari jamaah Indonesia.
Penandatangan kerja sama antara BSI dan BIBD adalah bagian dari rangkaian kegiatan BSI International Expo 2025, yang merupakan signature event bertaraf internasional dengan tujuan utama mempromosikan industri halal Indonesia ke tingkat global.
Dengan tema “Engaging Indonesia in the Global Halal Industry”, acara yang digelar pada Kamis (26/6) hingga Minggu (29/6) ini, menjadi wadah kolaborasi bagi pelaku bisnis, investor, dan konsumen untuk mendorong ekosistem halal Indonesia ke tingkat global melalui tiga pilar utama, antara lain pameran, seminar dan hiburan, serta business matching.
Baca juga: BSI sebut 21 juta penduduk muslim layak laksanakan ibadah haji
Baca juga: Menteri UMKM sebut Talenta BSI bantu cetak wirausaha baru
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.