Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI memperkuat sinergi lintas sektor bidang teknologi pertahanan, melalui kegiatan temu bisnis industri strategis pertahanan berbasis riset dan inovasi.
Acara yang mengusung jargon Towards Indonesia 2045: Advancing Strategic Defence Technology by Research and Innovation itu diikuti oleh perwakilan dari industri strategis nasional, perwakilan negara sahabat, akademisi, serta pelaku usaha swasta yang memiliki peran dalam penguatan sistem pertahanan nasional.
"Kemampuan pertahanan tidak saja penting dalam menjaga keselamatan masyarakat, tapi juga sebagai simbol kekuatan serta sarana untuk melalui cita-cita tujuan kejauhan kepentingan nasional," kata Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto dalam kegiatan tersebut di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J. Habibie, Tangerang Selatan, Banten, Senin.
Baca juga: Menhan bahas kerja sama pertukaran teknologi militer dengan jepang
Donny mengatakan efektivitas pertahanan negara didukung dengan perkembangan teknologi dan kemampuan industri pertahanan dalam memenuhi kebutuhan alat pertahanan.
Ia menilai kekuatan pertahanan negara membutuhkan dukungan banyak industri pertahanan yang merupakan bagian dari industri strategis nasional.
"Lebih dari itu, industri strategis memiliki peran ganda. Tidak hanya untuk mendukung pertahanan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pengembangan teknologi untuk kepentingan militer dapat bertransformasi menjadi teknologi yang bermanfaat bagi sektor sipil," ujarnya.
Oleh karena itu, tegas Donny, riset dan inovasi menjadi pilar utama dalam pengembangan teknologi tinggi yang harus didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten, fasilitas laboratorium yang memadai, serta pasar yang berkelanjutan.
Terkait hal tersebut, Direktur Penguatan dan Kemitraan Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN, Joannes Ekaprasetya Tandjung menegaskan pentingnya membangun ekosistem riset yang mendukung kebutuhan sektor pertahanan.
"Temu bisnis ini bukan hanya menjadi ajang silaturahim strategis, tetapi juga ruang konkret untuk menjalin kemitraan teknologi antara lembaga riset, dunia industri, dan pemerintah," ujarnya.
Baca juga: Kemenhan berhati-hati adopsi teknologi AI untuk alutsista
Baca juga: PT PAL pamerkan inovasi industri pertahanan RI di Abu Dhabi
Dalam kegiatan ini, Joannes menyebutkan terdapat sesi business matchmaking yang memberikan ruang bagi peserta untuk menjajaki potensi kolaborasi dan pengembangan proyek bersama.
Ia berharap forum ini dapat mendorong terbentuknya kesepakatan bisnis, alih teknologi, serta penguatan jejaring internasional dalam sektor pertahanan.
"Temu Bisnis ini menjadi upaya strategis dalam mendukung agenda pembangunan nasional berbasis teknologi, serta menjawab tantangan geopolitik global melalui penguatan industri pertahanan dalam negeri," ucap Joannes.
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025