Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Hukum Gusti Ayu Putu Suwardani mengimbau Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Litigasi mempererat kerja sama dengan Kementerian Hukum, Kementerian HAM, hingga Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan.
Dalam acara Wisuda Lulusan STIH Litigasi di Depok, Jawa Barat, Sabtu (18/10), ia mengatakan para wisudawan, yang juga merupakan agen perubahan bangsa, diharapkan dapat terus berkiprah dalam berbagai bidang terkait bidang hukum.
"Penguatan kerja sama diperlukan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program learning organization yang berkelanjutan,” ujar Gusti Ayu, seperti dikutip dari keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.
Dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, Presiden Prabowo Subianto menetapkan delapan misi yang disebut Astacita, di antaranya memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba.
Kemudian, memperkuat pembangunan sumber daya manusia, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olah raga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
Menurut Gusti Ayu, pada pundak para wisudawan, terletak harapan baru bagi keberlanjutan reformasi hukum, karena wisuda bukan merupakan akhir dari perjalanan akademik, melainkan awal dari tanggung jawab moral dan sosial yang lebih besar.
Dia menegaskan para wisudawan merupakan bagian dari generasi hukum Indonesia yang harus menjadi agen perubahan, bukan sekadar penghafal pasal.
"llmu hukum yang saudara pelajari harus menjadi alat untuk menegakkan keadilan, memperjuangkan kepastian hukum, memberikan kemanfaatan bagi banyak orang, serta menegakkan nilai kemanusiaan,” tutur dia.
Dia berharap lulusan STIH Litigasi akan terus berkiprah dalam berbagai bidang, baik sebagai advokat, jaksa, hakim, akademisi, maupun aparatur sipil negara (ASN) di bidang hukum dengan menjunjung tinggi nilai integritas, profesionalitas, dan keadilan sosial.
Untuk itu, dia meminta para wisudawan untuk jangan pernah berhenti belajar karena hukum akan terus berkembang seiring dinamika masyarakat dan teknologi.
"Jadilah insan hukum yang adaptif terhadap perubahan, tetapi kokoh dalam prinsip dan etika. Saya juga mengundang dosen STIH untuk mengikuti ToF (Training of Facilitator) Implementasi KUHP baru yang dilaksanakan di BPSDM Hukum sebagai program prioritas nasional,” ucap Gusti Ayu.
Pada akhirnya, lanjut dia, keberhasilan reformasi hukum nasional tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada kontribusi seluruh elemen bangsa, termasuk para sarjana hukum muda seperti Wisudawan STIH Ligitasi.
Dengan begitu, dia mengajak seluruh pihak bersama-sama mewujudkan ekosistem hukum dan supremasi hukum yang bersih, berwibawa, dan humanis demi terwujudnya cita-cita besar Astacita Presiden, yaitu Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045.
Dalam acara wisuda, STIH Litigasi mengukuhkan 189 lulusan. Data STIH Litigasi menunjukkan adanya peningkatan jumlah mahasiswa aktif hingga mencapai 428 orang, angka tertinggi sejak berdirinya perguruan tinggi tersebut.
Capaian tersebut merupakan sinyal positif bagi masa depan lembaga dan kontribusinya terhadap pembangunan hukum nasional.
Pada kesempatan itu, 12 orang lulusan terbaik dari kedua angkatan mendapat penghargaan khusus atas prestasi akademiknya.
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































