BPBD: Warga Poso masih bertahan di pengungsian setelah gempa

1 month ago 11
Siang hari warga beraktivitas di rumah masing-masing, pada malam hari mereka kembali ke posko pengungsian

Palu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Poso Sulawesi Tengah mengatakan warga di Kecamatan Pamona Tenggara hingga hari ke empat setelah gempa magnitudo 5,7 masih bertahan di tenda pengungsian.

"Siang hari warga beraktivitas di rumah masing-masing, pada malam hari mereka kembali ke posko pengungsian. Warga masih trauma, karena guncangan masih sering terjadi meskipun kekuatannya kecil," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Poso Sofyan saat dihubungi dari Palu, Senin.

Ia menjelaskan, tim reaksi cepat (TRC) BPBD terus melakukan pemutakhiran data warga terdampak, selain itu berbagai pihak juga telah turut menyalurkan bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak.

Baca juga: Gempa Poso, Satbrimob dirikan dapur lapangan untuk warga terdampak

Termasuk Satuan Brimob Polda Sulteng mendirikan dapur umum untuk menyiapkan makanan siap saji bagi warga terdampak gempa itu.

"Pemerintah Kabupaten Poso maupun Organisasi Perangkat Daerah -OPD-, termasuk pihak swasta telah menyalurkan bantuan untuk korban gempa," ujarnya.

Dilaporkan, data sementara dampak ditimbulkan dari gempa dangkal dengan kedalaman 10 kilometer itu merusak sekitar 35 rumah warga, terdiri atas 21 unit rusak ringan dan 14 unit rusak berat di Desa Tokilo dan Desa Tindoli Kecamatan Pamona Tenggara.

Baca juga: BNPB salurkan bantuan bagi warga terdampak gempa bumi di Poso

"Pemerintah daerah bersama relawan dari TNI/Polri, Palang Merah Indonesia -PMI- Poso maupun sejumlah organisasi lainnya membantu masyarakat membersihkan puing-puing reruntuhan bangunan. Saat ini masih situasi darurat," ucapnya.

Data sementara dilaporkan jumlah warga mengungsi di Desa Tokilo, Tindoli, dan Tolambo sekitar 2.011 jiwa atau terdiri atas 609 Kepala Keluarga (KK).

Ia menuturkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Minggu (27/7) menggelontorkan bantuan kemanusiaan, yakni famili kit berupa pakaian anak dan keperluan kebersihan, obat-obatan, sembako, dan starlink untuk mendukung konektivitas komunikasi di wilayah terdampak.

"Kami terus melakukan upaya pemulihan pascagempa, termasuk memberikan penguatan kepada warga melalui pemulihan psikologi dari rasa trauma," kata Sofyan.

Baca juga: BMKG ingatkan kewaspadaan usai terjadi 113 gempa susulan di Poso

Ia mengimbau masyarakat setempat agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi-informasi yang dapat memicu kepanikan masyarakat, khususnya di platform media sosial.

Perlu kecerdasan dalam memilah informasi, supaya tidak terhebat informasi hoaks atau informasi bohong, yang kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"Sebaiknya informasi diperoleh dari pemerintah, maupun BMKG. Karena informasi bohong bisa memicu kepanikan di kalangan masyarakat," katanya.

Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |