BNPB gencarkan trauma healing dan konter hoaks pascagempa Poso

1 month ago 12

Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggencarkan pemulihan trauma (trauma healing) yang dialami sebagian besar warga korban gempa bumi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Direktur Dukungan Infrastruktur Darurat BNPB, Andria Yusferryzal mengatakan bahwa sejak 17 Agustus 2025 hingga kini gempa susulan masih terjadi meski dengan skala mengecil, sehingga menimbulkan kekhawatiran di masyarakat.

“Trauma ini harus ditangani, karena ketika belum pulih sudah muncul lagi gempa baru,” kata Andria dalam siaran daring bertajuk Teropong Bencana yang diikuti di Jakarta, Rabu.

Baca juga: BNPB minta petugas mendata rumah ibadah yang rusak akibat gempa Poso

Dia menyebut salah satu kendala di lapangan adalah maraknya informasi hoaks yang beredar di media sosial, seperti bahaya susulan gelombang besar dan seterusnya. Informasi - informasi menyesatkan itu dinilai memperburuk kondisi psikologis warga, khususnya mereka yang terdampak langsung gempa di tiga kecamatan.

“Kami mengonternya dengan mengedukasi masyarakat, dalam hal ini dipimpin langsung oleh kepala pusat data BNPB (Abdul Muhari) agar hanya mempercayai informasi kredibel dari pemerintah dan lembaga resmi negara,” ujarnya.

BNPB telah berkoordinasi dengan Dinas Kominfo Kabupaten Poso dan Provinsi Sulawesi Tengah untuk membuat edukasi publik terkait langkah yang harus dilakukan saat gempa, termasuk membandingkan dengan contoh kasus di daerah dan negara lain.

Selain itu, BNPB bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga menyiapkan siaran pers resmi yang disebarkan secara lokal untuk menenangkan masyarakat sekaligus mengklarifikasi isu-isu yang tidak benar.

Menurut Andria, edukasi dari petugas itu juga diberikan melalui posko-posko pengungsian maupun pertemuan dialogis dengan warga di balai-balai desa.

“Imbauan kami, berita-berita yang diterima masyarakat harus diverifikasi ke pihak berkompeten. Secara psikologis, itu yang sekarang paling penting dilakukan,” ujar Andria.

Andria menambahkan upaya penanganan trauma dan konter hoaks ini berjalan paralel dengan pemulihan fasilitas serta kebutuhan dasar masyarakat di Poso.

Baca juga: BNPB siap bangun kembali rumah rusak akibat gempa poso

Baca juga: BPBD: Sembilan korban gempa Poso alami luka berat telah dioperasi

Sebelumnya, BMKG melaporkan gempa magnitudo 6,0 mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (17/8) pukul 05.36 WIB.

Gempa itu dimutakhirkan menjadi magnitudo 5,8 dengan episenter gempa terletak pada koordinat 1,27 derajat lintang selatan 120,75 derajat bujur timur, atau tepatnya berlokasi pada jarak 13 kilometer arah barat laut Kota Poso pada kedalaman 10 kilometer.

Sebanyak 433 orang atau 184 kepala keluarga yang menjadi korban terdampak bencana itu, sebagaimana laporan tim reaksi cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah, di antaranya adalah 31 jiwa lansia, 23 balita, dan lima orang penyandang disabilitas.

Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan merupakan lokasi paling terdampak setelah gempa yang berdasarkan kaji cepat sementara, tercatat delapan warga mengalami luka ringan, 49 rumah rusak berat dan 34 rumah rusak ringan, termasuk sejumlah fasilitas umum, yakni tiga rumah ibadah gereja dan satu sekolah dasar.

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |