Jakarta (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional (BNN) RI menekankan bahwa setiap jiwa yang bisa diselamatkan dari penyalahgunaan narkoba merupakan aset bangsa yang sangat berharga.
Kepala BNN RI Komisaris Jenderal Polisi Suyudi Ario Seto mengatakan esensi dari seluruh upaya pemberantasan dan pencegahan narkotika merupakan kemanusiaan.
"Perang melawan narkotika harus dijalankan dengan pendekatan yang berkeadilan dan berperspektif kemanusiaan," kata Suyudi seperti dikutip dari keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
Suyudi mengatakan hal itu pada Seminar Nasional Pencegahan Kejahatan yang digelar Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) di Jakarta, Rabu (12/11).
Ia menegaskan prinsip war on drugs for humanity alias perang melawan narkoba untuk kemanusiaan menjadi komitmen BNN dalam menyelamatkan manusia, bukan semata memberantas kejahatan.
Menurut Suyudi, pendekatan keras tanpa perspektif kemanusiaan hanya melahirkan luka sosial baru sehingga semangat war on drugs for humanity merupakan komitmen BNN bahwa perjuangan melawan narkotika bukan semata pemberantasan, melainkan juga penyelamatan manusia.
Baca juga: BNN: Penerapan standar rehabilitasi agar pelayanan selaras dengan HAM
Kepala BNN juga memaparkan berbagai program unggulan yang menjadi fokus BNN dalam memperkuat pencegahan, seperti Sekolah Bersinar, Kampus Bersinar, Kemah Bersinar, dan Duta Anti-Narkoba, yang kini telah diterapkan di delapan provinsi melalui modul edukasi narkotika.
Selain itu, BNN terus meningkatkan layanan rehabilitasi dengan menghadirkan 831 fasilitas di seluruh Indonesia, terdiri atas 216 fasilitas BNN dan 615 fasilitas mitra yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Dalam bidang riset dan pengembangan, BNN di bawah kepemimpinan Suyudi juga memperkuat kolaborasi strategis dengan berbagai lembaga nasional dan internasional, seperti Badan PBB untuk Urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC), Organisasi Kepolisian Internasional (Interpol), serta Badan Pengawasan Narkotika (DEA) Amerika Serikat.
Lalu, bekerja sama pula dengan Biro Narkotika Pusat (CNB) Singapura, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), serta pemerintah daerah.
"Kejahatan narkotika bukan lagi kejahatan sederhana, ini sudah lintas daerah dan lintas negara. Karena itu, dibutuhkan kerja sama dan sinergi yang kuat antarinstansi," ucapnya.
Di sisi lain, Suyudi mengatakan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam mencegah kejahatan, khususnya peredaran dan penyalahgunaan narkotika.
Hal itu karena BNN tidak hanya berfokus pada pemberantasan, tetapi juga memiliki tanggung jawab besar dalam upaya pencegahan hingga ke tingkat akar rumput.
"Negara tidak mungkin bekerja sendiri tanpa sinergi dengan masyarakat," tambah jenderal polisi bintang tiga itu.
Baca juga: BNN gandeng Rusia tingkatkan profesionalisme penegakan hukum narkotika
Baca juga: BNN usulkan penetapan Desa Bersinar sebagai program nasional
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































