Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa Indonesia terus memperkuat komitmen penggunaan mata uang lokal (local currency transaction/LCT) dalam transaksi lintas batas bersama negara-negara ASEAN.
Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa inisiatif ini berperan penting dalam mendorong arus perdagangan dan investasi yang lebih efisien, mengurangi risiko volatilitas nilai tukar, dan mendukung upaya pendalaman pasar keuangan.
Dengan demikian, integrasi keuangan dan pertumbuhan ekonomi ASEAN yang berkelanjutan dan inklusif dapat tercapai.
Sementara itu, Direktur Departemen Internasional Bank of Thailand Nithiwadee Soontornpoch menekankan bahwa potensi peningkatan penggunaan mata uang lokal masih sangat besar, seiring dengan besarnya porsi perdagangan internasional Thailand bersama negara-negara ASEAN.
Pandangan ini diperkuat oleh Asisten Gubernur Bank Negara Malaysia Mohamad Ali Iqbal Abdul Khalid. Ia menyampaikan bahwa kolaborasi erat antarbank sentral telah mendorong tren peningkatan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan bilateral, yang ke depan akan menjadi katalis pertumbuhan kawasan.
Hingga Juli 2025, kinerja LCT mencatatkan transaksi sebesar 14,1 miliar dolar AS (ekivalen) atau tumbuh 112 persen year on year (yoy) dibandingkan 6,7 miliar dolar AS (ekivalen) pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Angka ini, catat BI, setara dengan 87 persen dari total transaksi sepanjang 2024 yang mencapai 16,28 miliar dolar AS (ekivalen).
Dari sisi pengguna, jumlah nasabah LCT meningkat menjadi rata-rata 7.568 per bulan pada 2025, dibandingkan 5.020 per bulan pada 2024.
Adapun BI memulai kerja sama penggunaan mata uang lokal pada 2016 melalui penandatanganan MoU Local Currency Settlement dengan Malaysia dan Thailand. Inisiatif ini resmi diimplementasikan pada 2018 dan sejak itu berkembang pesat hingga melibatkan enam negara mitra.
BI, Bank Negara Malaysia, dan Bank of Thailand telah menyepakati harmonisasi LCT Operational Guidelines sebagai acuan regional untuk meningkatkan konsistensi dan skalabilitas. Panduan ini membuat operasi lebih terstandar, transparan, dan memudahkan negosiasi antarnegara ASEAN.
Pemanfaatan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara diharapkan dapat memperkuat ketahanan makroekonomi nasional sekaligus mengurangi kerentanan terhadap gejolak nilai tukar global.
Baca juga: BI: Transaksi LCT RI-Tiongkok capai ekivalen 6,23 miliar dolar AS
Baca juga: Ekonom nilai keanggotaan RI di BRICS bukan berarti dukung dedolarisasi
Baca juga: Transaksi LCT capai 11,7 miliar dolar AS pada semester I 2025
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.