Jakarta (ANTARA) - Badan Gizi Nasional (BGN) berkolaborasi dengan Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) memberdayakan rakyat miskin dengan melibatkan mereka menjadi tenaga kerja untuk menjaga rantai pasok Makan Bergizi Gratis (MBG).
Deputi Penyediaan dan Penyaluran BGN Suardi Samiran di Kantor BP Taskin Jakarta Selasa menyatakan, MBG merupakan salah satu bentuk pengentasan kemiskinan di daerah. Untuk implementasi dari kegiatan tersebut, rantai pasok menjadi satu-satunya cara untuk menjaga agar tidak terjadi kekosongan suplai dan permintaan.
"Karena kalau saat ini ada kurang lebih 3.000 dapur, maka kebutuhan suplai dan permintaan ini masih seimbang, namun ketika nanti sudah 24 ribu sampai 30 ribu dapur Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi -SPPG-, maka supply and demand ini akan tidak seimbang. Oleh karena itu dengan hadirnya BP Taskin berkolaborasi dengan BGN ini, dapat membantu pemeliharaan rantai pasok yang ada di daerah," kata Suardi.
Baca juga: BP Taskin perkuat koordinasi sektoral lewat pelantikan dua deputi baru
Menurutnya, Program MBG dapat memacu perekonomian di daerah karena perputaran uang yang terjadi berpotensi mencapai Rp80 miliar setiap bulannya, yang turut berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan.
"Bayangkan kalau satu dapur itu berputar Rp1 miliar. Di dalam satu kabupaten misalnya ada 70 atau 80 SPPG, maka setiap bulannya Rp80 miliar yang beredar pada satu SPPG. Satu tahun kurang lebih 800 miliar," ucap Suardi.
Sementara itu, Deputi Bidang Percepatan Fasilitasi dan Perlindungan Kesejahteraan BP Taskin Zaidirina menyampaikan, kerja sama dengan BGN merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Kepala BGN dan Kepala BP Taskin terkait pemenuhan gizi nasional dan percepatan pengentasan kemiskinan.
Baca juga: PCO pastikan seluruh pihak siap capai target Presiden terkait MBG
"Kami melihat dengan adanya program MBG ini menjadi salah satu upaya yang strategis untuk percepatan pengentasan kemiskinan, salah satunya melalui pemberdayaan masyarakat sekitar. Jadi, di BP Taskin kita ada beberapa pilar dan isu strategis, salah satunya adalah graduasi kemiskinan, juga terkait dengan pemberdayaan ekonomi yang memerdekakan masyarakat miskin melalui industrialisasi atau rantai pasok," paparnya.
Ia mengemukakan, BP Taskin seringkali menerima audiensi dari para kepala daerah, termasuk mereka yang tinggal di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), yang sangat berharap dengan adanya MBG di dapat membantu masyarakat sekitar agar bisa lebih berdaya.
Baca juga: Anak bisa dapat pendidikan gizi dengan nikmati MBG
"Salah satunya dengan cara menyiapkan bahan baku, kemudian tenaga kerja dan sebagainya. Kami berharap dengan adanya MBG ini betul-betul masyarakat yang masuk dalam desil 1 dan desil 2 ini terbantu, baik melalui penyediaan bahan pangan maupun terkait dengan tenaga kerja," ujar Zaidirina.
Melalui penyediaan 1.000 SPPG di daerah 3T, ia berharap upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia melalui pemberdayaan masyarakat dapat segera tercapai.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.