Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menyampaikan aksi backdoor listing merupakan bagian dari upaya perusahaan tercatat (emiten) untuk memperbesar kapasitas usaha mereka.
Backdoor listing merupakan aksi akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan tertutup kepada perusahaan tercatat (emiten) yang sahamnya tercatat di pasar modal Indonesia.
“Sekarang gini, kan ada opsi buat perusahaan untuk apakah dia mau lakukan Initial Public Offering (IPO) atau dia cari partnership dengan backdoor gitu. Terlepas ngelihatnya, jangan ngelihat negatif. Tapi itu bagian dari mereka memperbesar perusahaannya,” ujar Iman saat diwawancarai seusai Konferensi Pers HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia di Main Hall BEI, Jakarta, Senin.
Iman mengatakan aksi backdoor listing merupakan kewenangan bagi perusahaan tercatat (emiten) untuk terus bertumbuh di pasar modal Indonesia.
"Itu kewenangan perusahaan untuk tumbuh. Ya, kita liat aturannya, selama mereka bisa penuhi, disklosurnya dilakukan. Kita mesti liat positif juga, jangan semuanya negatif, gitu," ujar Iman.
Ia menjelaskan peraturan di BEI, bahwa perusahaan tercatat (emiten) tidak diperbolehkan melakukan aksi korporasi selama satu tahun awal pasca melangsungkan Initial Public Offering (IPO).
Namun demikian, setelahnya, perusahaan tercatat (emiten) diberikan kewenangan untuk melakukan aksi korporasi apapun, dalam rangka meningkatkan kapasitas bisnis mereka.
“Kalo di bursa kan udah jelas aturannya bahwa kegiatan selama satu tahun IPO mereka gak boleh,” ujar Iman.
Sebagai informasi, perusahaan asal Singapura, Visionary Capital Global Pte. Ltd berencana mengakuisisi 69.34 persen saham emiten di BEI, yaitu PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK).
Visionary Capital Global Pte. Ltd rencananya akan mengambilalih 69,34 persen saham TGUK, yang mana baru melangsungkan IPO pada 10 Juli 2023 dengan dana terhimpun Rp112,17 miliar.
Sebelumnya, PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) yang awalnya bernama PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk (FUTR) dan melangsungkan IPO pada 27 Februari 2023, saham mayoritasnya telah diakuisisi oleh perusahaan baru pada tahun 2024.
Baca juga: Pengamat: "Backdoor listing" jangan rugikan investor dan negara
Baca juga: BEI berharap "backdoor listing" berdampak positif bagi Blibli
Baca juga: BEI resmi delisting 8 emiten hari ini
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.