BBKSDA Batam evakuasi buaya 2,5 meter di Dam Duriangkang

2 hours ago 1

Batam (ANTARA) - Seksi Konservasi Wilayah II Batam Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengevakuasi buaya muara berjenis kelamin jantan sepanjang 2,5 meter yang kedapatan warga berjalan di pinggir jalan dekat Dam Duriangkang, Piayu, Kota Batam.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Batam Tommy Steven Sinambela dikonfirmasi di Batam, Kamis, mengatakan buaya yang berhasil diamankan warga dan petugas Damkar Kota Batam itu, dievakuasi ke PT Perkasa Jagat Kurnia (PJK), tempat penangkaran buaya di Pulau Bulan, Kepulauan Riau.

“Saat ini buaya tersebut kami titipkan di penangkaran buaya milik PT PJK,” katanya.

Kronologi kemunculan buaya muara (Crocodylus Porosus) terjadi pada Selasa (4/11), sekitar pukul 23.00 WIB. Warga melihat buaya tersebut berjalan di pinggir jalan Piayu menuju Punggur di sekitar Dam Duriangkang.

Kemunculan buaya tersebut lalu dilaporkan warga kepada Damkar Sei Panas. Selang beberapa waktu kemudian, pihak Damkar Kota Batam memberikan informasi kepada petugas Seksi Konservasi II Batam, bahwa telah menangkap buaya tersebut.

Buaya itu berhasil ditangkap pada Rabu (5/11), sekitar pukul 01.00 WIB.

Selanjutnya, pihak BBKSDA meminta Damkar Sei Panas mengamankan buaya tersebut di markas untuk ditindaklanjuti. BBKSDA berkoordinasi dengan PT PJK untuk menitipkan sementara waktu buaya tersebut di tempat penangkaran.

Sekitar pukul 11.00 WIB, buaya tersebut dievakuasi ke Pulau Bulan.

Baca juga: Resahkan warga, BKSDA pasang perangkap buaya di sungai Aceh Barat

Dia mengatakan lokasi Dam Duriangkang salah satu habitat buaya muara di Batam. Kemunculan buaya tersebut ke permukaan karena faktor alam dan aktivitas normal hewan reptil yang hidup di dua alam.

Dia memastikan kemunculan satwa liar tersebut bukan karena habitat terganggu, tetapi sebagai aktivitas normal untuk beradaptasi ke darat guna mencari makan.

“Mungkin waduk Duriangkang intensitas airnya tinggi, karena buaya ini hidup di dua habitat air dan darat. Maka buaya juga butuh ke darat,” katanya.

Dia menjelaskan buaya tersebut tidak menunjukkan tanda agresif dan tidak membahayakan, karena lokasi tersebut jauh dari pemukiman warga.

Hanya saja, katanya, karena buaya ke luar lalu turun ke jalan, dikhawatirkan mengganggu lalu lintas warga yang berkendaraan sehingga perlu dievakuasi dari habitat tersebut.

“Di lokasi itu juga sudah dipasang peringatan dilarang beraktivitas seperti memancing, karena di situ memang habitatnya buaya,” ujarnya.

Memasuki puncak musim hujan ini, kata dia, dimungkinkan buaya muara akan lebih sering muncul ke darat sebagai bentuk adaptasi satwa yang hidup di dua alam.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau lebih waspada agar tidak terjadi konflik antara hewan liar dan manusia.

“Sementara jika ada masyarakat beraktivitas di seputaran waduk lebih waspada, kami akan segera pasang pelang papan peringatan di sekitar lokasi, biar masyarakat aware, lebih waspada,” kata Tommy.

Baca juga: BKSDA Sampit: Waspada kemunculan buaya saat banjir

Baca juga: Tim SAR cari lansia hilang, diduga diterkam buaya di Maluku Utara

Baca juga: Tim SAR Pangkalpinang temukan tubuh korban diterkam buaya

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |