Dhaka (ANTARA) - Jumlah korban tewas akibat jatuhnya pesawat latih Angkatan Udara (AU) Bangladesh pada Senin (21/7) mencapai 31 orang pada Selasa (22/7), demikian dilaporkan Hubungan Masyarakat Antarlayanan (Inter Service Public Relations/ISPR) Angkatan Bersenjata Bangladesh dalam sebuah pernyataan.
Menurut pernyataan tersebut, sedikitnya 165 orang, yang sebagian besar merupakan pelajar, menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit usai pesawat tersebut jatuh di sebuah sekolah dan kampus perguruan tinggi.
Sebagian besar korban adalah anak-anak, dan dua korban lainnya termasuk pilot pesawat dan seorang guru perempuan, tutur Md Sayedur Rahman, asisten khusus divisi kesehatan dan kesejahteraan keluarga untuk kepala pemerintahan sementara Bangladesh, dalam konferensi pers.
Pemerintah Bangladesh mengumumkan hari berkabung nasional pada Selasa menyusul kecelakaan pesawat tersebut. Sebagai bagian dari hari berkabung ini, bendera nasional dikibarkan setengah tiang di semua lembaga pemerintah, semi-pemerintah, badan otonom, dan lembaga pendidikan di seluruh negeri, serta di misi-misi Bangladesh di luar negeri.

Kepala pemerintahan sementara Bangladesh, Muhammad Yunus, menyatakan sangat terpukul dan sedih atas jatuhnya korban jiwa, dan akan memastikan investigasi atas insiden tersebut serta para korban luka mendapatkan perawatan yang tepat.
Pemerintah telah meminta semua rumah sakit umum dan swasta untuk menyediakan perawatan gratis bagi para korban yang terluka dalam kecelakaan itu.
Sebuah upacara pemakaman digelar pada Selasa sore waktu setempat untuk Letnan Penerbang Towkir Islam Sagar, yang merupakan pilot pesawat tersebut.
Menurut ISPR, pesawat AU Bangladesh yang terlibat dalam penerbangan latihan rutin tersebut lepas landas dari Pangkalan Udara A.K. Khandaker di Kurmitola, Dhaka, pukul 13.06 waktu setempat pada Senin dan tak lama kemudian menabrak gedung sekolah dua lantai.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.