Bahlil sebut perang tarif impor tak perlu ditanggapi serius

2 days ago 8

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa perang tarif tidak perlu ditanggapi secara serius karena hal itu merupakan biasa saja.

"Menurut saya ini hal yang biasa aja, jangan juga ditanggapi serius seperti dunia ini sudah mau berakhir," katanya saat berpidato dalam Halal Bihalal Partai Golkar di Jakarta, Rabu.

Dia menilai bahwa kebijakan itu biasa dalam proses kompromi, sebagaimana yang pernah dia alami ketika menjadi pengusaha dan menjadi pengurus HIPMI.

Baca juga: Trump ingin kurangi ketergantungan terhadap mineral kritis China

Dia menilai bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang membuat gerakan tambahan yang menyebabkan semua pihak harus berkompromi.

"Karena kalau disuruh datang baik-baik, nggak mau datang. Buat dulu gerakan tambahan, habis itu orang datang," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu.

Berdasarkan data BPS, dia mengatakan Indonesia terkena kenaikan tarif impor menjadi 32 persen karena ada defisit neraca perdagangan dengan AS. Maka dari itu, pemerintah perlu membuat strategi agar neraca perdagangan seimbang.

Menurut dia, sektor ESDM bisa menambah keseimbangan neraca perdagangan sekitar 10-14 miliar dolar AS. Namun penambahan itu, kata dia, harus diiringi dengan semangat pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan program hilirisasi, seperti yang diperjuangkan Presiden Prabowo Subianto.

Baca juga: Trump klaim pendapatan dari tarif dapat gantikan pajak penghasilan

"Nah, di sinilah Gokar memainkan peran sebagai bagian daripada pemerintah untuk bisa mengimplementasikan," kata dia.

Dengan hilirisasi, menurut dia, Indonesia akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, momen tersebut akan menjadi bagian agar Indonesia menjadi pasar baru penetrasi dunia.

"Dan regulasi kita memang kita harus mampu melakukan sesuatu yang baik," katanya.

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |