Kupang (ANTARA) - Pos Terpadu Angkutan Udara Bandara El Tari Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mencatat pada hari pertama masuk kerja aktivitas arus balik di bandara tersebut masih tinggi oleh pemudik.
Humas Bandara El Tari Kupang Gusti Ngurah Yudi Saputra kepada ANTARA saat ditemui di Bandara El Tari Kupang, Selasa, mengatakan sampai dengan pukul 12.30 Wita jumlah pemudik yang melintas melalui Bandara El Tari Kupang mencapai 2.366 pemudik.
"Sampai siang ini jumlah pemudik masih cukup tinggi dan diperkirakan akan terus meningkat jumlahnya hari ini," katanya.
Menurut dia, aktivitas pemudik saat arus balik di bandara itu masih terus berlanjut sepanjang hari ini, karena liburan sekolah terakhir pada Selasa (8/4) hari ini. Hal ini terbukti dengan banyaknya anak-anak yang berada di ruang tunggu bandara tersebut.
Baca juga: 30.367 pemudik melintas melalui Bandara El Tari selama arus mudik
Dia menambahkan masih beberapa pesawat lagi yang akan mendarat di Kupang hingga malam nanti pukul 20.00 Wita, sehingga diperkirakan akan lebih dari 3.000-an pemudik saat arus balik ini.
Sementara untuk jumlah pesawat yang melayani pemudik di bandara tersebut mencapai 24 pesawat dari berbagai maskapai penerbangan.
Beberapa pemudik yang ditemui di Bandara El Tari mengaku baru mengambil waktu penerbangan pada hari pertama masuk kerja, karena menghindari padatnya pemudik saat arus balik.
Baca juga: AP Indonesia prediksi puncak arus mudik di bandara El Tari 27 Maret
"Memang sengaja ambil tiket pesawat hari ini, karena memang khawatir padat akan pemudik yang kembali," ujar Mohammad Dion.
Dia juga mengaku sudah mengambil cuti selama satu hari sehingga baru masuk kerja pada hari Rabu (9/4) besok.
Mohammad yang merayakan Idul Fitri bersama keluarga di Jawa Timur itu mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya arus mudik dari Bandara El Tari tidak sepadat sebelumnya.
"Dua tahun lalu saat saya berlibur untuk Idul Fitri, ruang tunggu bandara itu penuh, tetapi saat saya berangkat tidak padat," ujar dia.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025