Ari Dwipayana: Tanggap darurat banjir di Bali harus jadi prioritas

1 week ago 9
Yang.perlu menjadi prioritas Gubernur Bali dan Bupati-Wali Kota di wilayah terdampak banjir adalah menjalankan aksi tanggap darurat, mulai dari suplai logistik pada rumah tangga terdampak...

Jakarta (ANTARA) - Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud AAGN Ari Dwipayana memandang langkah prioritas yang sepatutnya ditempuh oleh pemerintah, terutama Pemerintah Daerah (Pemda) Bali, adalah pelaksanaan aksi tanggap darurat pasca-banjir.

“Yang.perlu menjadi prioritas Gubernur Bali dan Bupati-Wali Kota di wilayah terdampak banjir adalah menjalankan aksi tanggap darurat, mulai dari suplai logistik pada rumah tangga terdampak, evakuasi korban yang rumahnya masih terendam banjir, menemukan korban yang hanyut dan menjamin keselamatan warga jika ada banjir susulan," kata Ari dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Setelah aksi tanggap darurat itu rampung dilaksanakan, kata dia, pemerintah perlu melakukan pemulihan sosial-ekonomi, termasuk perbaikan pasar tradisional, rumah warga, dan infrastruktur publik.

Baca juga: Anggota DPR: Jangan ada warga tertinggal saat evakuasi banjir di Bali

Ari pun menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban meninggal dalam peristiwa banjir tersebut dan simpati kepada keluarga korban yang belum ditemukan.

Ia mengajak pemerintah dan warga Bali melakukan mulat sarira atau refleksi diri agar bencana serupa tidak terulang.

“Selain tanggap darurat, penting juga ada evaluasi tata ruang, pengelolaan sungai, serta gerakan menjaga area resapan air untuk mencegah banjir di masa depan,” katanya.

Baca juga: Rakor, Kepala BNPB pastikan banjir di Bali tertangani dengan baik

Berikutnya Ari mengajak warga Bali untuk melakukan gerakan "tandur toya" atau menanam air dengan menjaga, memperbanyak, dan memperluas area resapan.

“Gunung dan hutan di wilayah hulu harus dijaga sebagai area resapan air yang penting. Karena itu kita harus terapkan Sad Kertih (enam prinsip menjaga keharmonisan), terutama Wana Kertih (harmoni hutan), Giri Kertih (harmoni gunung), dan Ranu Kertih (harmoni danau). Itu bukan semata mata ritual, tapi aksi nyata untuk menjaga area resapan air. Selain itu, Bali juga punya 4 danau sebagai bendungan raksasa. Danau juga harus dijaga," kata Ari Dwipayana.

Ia lalu menyampaikan bahwa menjaga daerah resapan air dan danau juga memerlukan dukungan kebijakan agar bencana alam serupa tidak berulang.

Baca juga: Koster datangi titik banjir Denpasar, minta wali kota data kerugian

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |