Jakarta (ANTARA) - Gempa bumi besar baru-baru ini yang mengguncang wilayah timur Rusia mengingatkan dunia pada betapa berbahayanya kawasan yang dikenal sebagai Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik. Kejadian ini kembali menyoroti potensi bencana alam yang bisa terjadi sewaktu-waktu di wilayah yang masuk dalam jalur aktif tersebut.
Tapi, apa sebenarnya Ring of Fire itu, dan mengapa wilayah ini begitu rentan terhadap bencana alam? Pertanyaan ini penting untuk dipahami, terutama karena jutaan orang tinggal di sekitar kawasan tersebut dan berisiko terdampak langsung oleh aktivitas geologis. Dengan demikian, berikut penjelasannya.
Apa itu Ring of Fire?
Ring of Fire merupakan jalur berbentuk tapal kuda yang membentang sepanjang lebih dari 40.000 kilometer mengelilingi Samudra Pasifik. Di kawasan ini, lempeng-lempeng tektonik saling bertemu dan saling dorong, menciptakan aktivitas geologis yang sangat tinggi, termasuk gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Sekitar 90 persen gempa bumi dunia terjadi di kawasan ini. Tidak hanya itu, hampir tiga perempat gunung berapi aktif di dunia juga berada di sepanjang Ring of Fire. Negara-negara seperti Jepang, Indonesia, Filipina, Selandia Baru, hingga wilayah pantai barat Amerika dan Rusia Timur semuanya masuk dalam jalur tersebut.
Baca juga: Indonesia, Jepang dan Peru cabut peringatan tsunami usai gempa Rusia
Mengapa ring of Fire bisa menyebabkan gempa besar?
Fenomena gempa di Ring of Fire terjadi karena adanya zona subduksi, yaitu tempat di mana satu lempeng bumi menyusup ke bawah lempeng lainnya. Ketika dua lempeng saling bertabrakan dan bergerak, energi yang terkumpul akan dilepaskan dalam bentuk getaran besar yang menyebabkan gempa bumi.
Di beberapa titik, seperti di wilayah Kamchatka, Rusia, pergeseran lempeng ini bisa memicu gempa megathrust. Gempa jenis ini tergolong sangat kuat dan memiliki potensi besar untuk menimbulkan tsunami, sehingga menjadi ancaman serius bagi wilayah-wilayah yang berada di sekitarnya.
Rusia dan Ring of Fire
Wilayah timur Rusia, terutama di Semenanjung Kamchatka dan Kepulauan Kuril, termasuk dalam zona Ring of Fire. Kawasan ini sering mengalami gempa kuat karena berada tepat di pertemuan antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Eurasia.
Beberapa gempa besar yang pernah tercatat di wilayah ini antara lain terjadi pada tahun 1952 dan 2025, keduanya dengan kekuatan mendekati atau bahkan melebihi magnitudo 8.0. Tak hanya mengguncang daratan, gempa di wilayah ini juga bisa memicu gelombang tsunami lintas benua.
Baca juga: Dampak gempa Rusia bagi negara lain: Dari Jepang hingga Ekuador
Dampak nyata dan upaya mitigasi
Gempa bumi di zona Ring of Fire bisa berdampak besar, mulai dari kerusakan infrastruktur, korban jiwa, hingga bencana lanjutan seperti tanah longsor dan tsunami. Dampaknya bisa melumpuhkan aktivitas masyarakat dan memerlukan waktu lama untuk proses pemulihan, terutama di daerah padat penduduk.
Namun, berkat kemajuan teknologi dan sistem peringatan dini, banyak negara kini lebih siap menghadapi bencana alam yang datang tiba-tiba. Salah satu kunci penting adalah edukasi masyarakat, perencanaan tata ruang yang memperhatikan risiko bencana, serta pembangunan gedung-gedung tahan gempa untuk meminimalkan kerugian.
Oleh karena itu, penting bagi negara-negara yang berada di jalur Ring of Fire untuk selalu waspada dan memperkuat sistem mitigasi bencana. Edukasi masyarakat, sistem peringatan dini, serta pembangunan infrastruktur tahan gempa menjadi langkah penting untuk mengurangi dampak bencana.
Baca juga: 10 gempa terbesar di dunia, Indonesia masuk daftar
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.