Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjajaki peluang kemitraan perdagangan antara Indonesia dengan Kanada sebagai salah satu upaya mengantisipasi dampak kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) oleh Donald Trump.
Di sela Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Afrika Selatan, Sri Mulyani mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Kanada François-Philippe Champagne guna mendiskusikan dinamika perekonomian global serta peluang kerja sama strategis.
“Saya dan Mr. Champagne juga menjajaki peluang kerja sama yang lebih luas, termasuk rencana diversifikasi perdagangan Kanada yang melirik Indonesia sebagai salah satu mitra potensial,” kata Sri Mulyani dalam Instagram @smindrawati dikutip di Jakarta, Jumat.
Di samping itu, keduanya juga membahas peluang peningkatan ekspor produk pertanian Kanada ke Indonesia, penguatan kemitraan di sektor energi, serta peluang investasi pada proyek infrastruktur Indonesia.
Sri Mulyani menyatakan komitmen bersama untuk memperdalam hubungan ekonomi yang sinergis menjadi sinyal bahwa kolaborasi Indonesia-Kanada akan terus berkembang dalam semangat stabilitas, keterbukaan, dan pembangunan berkelanjutan.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa negaranya akan mengenakan tarif impor sebesar 19 persen untuk produk dari Indonesia. Kesepakatan tersebut juga mencakup komitmen pembelian oleh Indonesia atas sejumlah komoditas dari AS, antara lain energi senilai 15 miliar dolar AS, produk pertanian 4,5 miliar dolar AS, serta pembelian 50 unit pesawat Boeing.
Namun, Pemerintah Indonesia masih terus mengupayakan negosiasi lanjutan dengan Pemerintah AS agar sejumlah komoditas andalan nasional dapat dikenakan tarif impor sebesar 0 persen, terutama bagi komoditas yang sangat dibutuhkan oleh AS dan tidak dapat diproduksi secara mandiri di negara tersebut.
Terkait tarif bea masuk bagi produk AS, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menegaskan bahwa tidak seluruh produk asal AS akan mendapat fasilitas bebas tarif bea masuk ke Indonesia, meskipun kedua negara telah menyepakati kebijakan tarif nol persen untuk sebagian besar komoditas.
Dirinya merinci, dari total 11.552 pos tarif dalam sistem Harmonized System (HS), sekitar 11.474 pos atau sekitar 99 persen produk AS yang memperoleh pembebasan tarif. Namun, masih terdapat sejumlah produk sensitif yang tetap dikenai tarif dan pembatasan impor.
Ia pun menjelaskan bahwa kebijakan pembebasan tarif untuk produk AS ini sebenarnya bukan hal baru. Sebagian besar komoditas asal Negeri Paman Sam itu sudah lebih dahulu menikmati tarif 0 persen sebelum adanya kesepakatan terbaru dengan Presiden AS Donald Trump.
Sebelumnya, sekitar 40 persen dari total produk AS yang masuk sudah dikenakan tarif 0 persen.
Baca juga: Hadiri G20, Sri Mulyani tegaskan RI terbuka dengan dialog kerja sama
Baca juga: Temui Menkeu Arab, Sri Mulyani lanjutkan rencana Prabowo soal haji
Baca juga: Sri Mulyani pamer strategi pembiayaan perumahan ke Menkeu Australia
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.