Anggota DPR: Sekolah rakyat harus prioritaskan daerah terpencil dan 3T

2 hours ago 2
Kalau sekolah rakyat ini ditempatkan di pusat kabupaten, anak-anak dari pulau-pulau terluar akan tetap kesulitan menjangkaunya.

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi X DPR RI Mercy Chriesty Barends mengatakan bahwa lokasi sekolah rakyat sebaiknya fokus pada daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), termasuk pulau-pulau kecil dan wilayah marginal yang selama ini kesulitan mendapatkan akses layanan pendidikan.

"Kalau sekolah rakyat ini ditempatkan di pusat kabupaten, anak-anak dari pulau-pulau terluar akan tetap kesulitan menjangkaunya," kata Mercy dalam Rapat Dengar Pendapat Panja Pendidikan Daerah 3T soal Rencana Program Sekolah Rakyat di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin.

Sebaiknya, kata dia, dorong keluar, ke pinggiran-pinggiran, agar aksesibilitas masyarakat lebih cepat dan mudah

Mercy lantas mencontohkan kondisi di Provinsi Maluku, yang biaya transportasi dari pulau-pulau ke pusat kabupaten bisa mencapai jutaan rupiah, sehingga menyulitkan keluarga untuk mengakses pendidikan yang layak.

Selain lokasi, Mercy juga menyoroti persoalan ketersediaan dan kualitas guru.

Pada kesempatan itu, dia mempertanyakan apakah guru-guru di sekolah rakyat akan direkrut dari tenaga lokal atau melalui mekanisme baru.

Mengingat keterbatasan jumlah guru di daerah 3T, dia mengusulkan agar pada tahap awal perekrutan lokal tanpa mengganggu guru di sekolah yang sudah ada.

Untuk tahap awal, dipercepat mungkin bisa diambil dari rekrutmen lokal. Akan tetapi, lanjut dia, berikutnya bisa dibuka jalur khusus.

Baca juga: Mensos: Guru sekolah rakyat akan jalani pelatihan sebelum bertugas

Baca juga: Kemensos sebut 63 sekolah rakyat siap beroperasi pada Juli

Dikatakan pula bahwa rekrutmen tetap dari tenaga lokal, tetapi dengan penambahan kuota untuk guru.

"Jadi, eksisting yang ada jangan diganggu, tetapi ditambahkan dengan guru-guru yang memang berkualitas," tegasnya.

Masalah kurikulum dan relevansi pendidikan juga menjadi perhatian. Mercy mendorong agar sekolah rakyat memiliki kurikulum yang tidak hanya mengacu pada kurikulum nasional, tetapi juga memberikan ruang bagi penguatan kearifan lokal.

Ia mencontohkan kembali wilayah Maluku yang berbasis kelautan. Di wilayah tersebut seharusnya anak-anak harus diberikan pembelajaran khusus tentang sumber daya kelautan dan pemanfaatannya.

"Yang kami maksudkan bahwa hasil dari sekolah rakyat dan sekolah umum yang lainnya memberikan kontribusi balik, multiplier efek balik juga ke daerah itu," katanya.

Wakil rakyat ini melanjutkan, "Pada akhirnya berkaitan dengan serapan tenaga kerja nanti, ke universitas, serapan tenaga kerja, dan seterusnya betul-betul bisa menjawab pergumulan yang ada di daerah."

Mercy juga menekankan bahwa kehadiran sekolah rakyat harus benar-benar menghadirkan keadilan sosial dan tidak meninggalkan satu pun anak dari keluarga miskin dalam mendapatkan layanan pendidikan.

Ia berharap prinsip-prinsip universal seperti no one left behind (tidak ada yang tertinggal) benar-benar diwujudkan dalam implementasi program ini.

Secara positif, dia menyambut gembira, bahkan pihaknya memberikan penguatan-penguatan sehingga pada akhirnya kehadiran sekolah rakyat ini betul-betul memberikan semacam satu penguatan yang sangat luar biasa, khususnya bagi masyarakat miskin dan miskin ekstrem.

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |