Anggota DPR apresiasi penurunan stunting di berbagai daerah

3 months ago 8
Mungkin data awal kurang valid, sehingga terlihat penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Oleh sebab itu pembaruan dan validasi data secara berkala sangat penting

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Ashabul Kahfi mengapresiasi penurunan signifikan angka stunting di berbagai daerah di Indonesia, seperti Sulawesi Utara, Surabaya, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut Ashabul, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, keberhasilan penurunan angka stunting itu tidak terlepas dari adanya kerja sama yang erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dengan berbagai pihak terkait, seperti kelompok masyarakat.

“Penurunan angka stunting ini ternyata tidak hanya terjadi di Sulawesi Utara. Bulan lalu saat kunjungan kerja di Surabaya, juga demikian. Pada tahun 2021 angka stunting di Surabaya mencapai 28,5 persen. Sekarang turun drastis hingga 1,6 persen. Pencapaian ini tidak lepas dari kerja sama erat antara pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait,” ujar dia.

Lebih lanjut Ashabul menekankan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat, menjadi faktor utama keberhasilan penanganan stunting.

Baca juga: Kemenkes: Angka prevalensi stunting 2024 turun jadi 19,8 persen

Kerja sama itu, kata dia, mencakup berbagai aspek, mulai dari intervensi gizi, kesehatan, imunisasi, hingga pemanfaatan teknologi digital dalam validasi data.

Meskipun begitu Ashabul mengingatkan pentingnya bagi pemerintah untuk memastikan keakuratan data yang digunakan dalam pemetaan masalah stunting. Validasi data, kata dia, harus menjadi bagian integral dalam strategi nasional agar kebijakan yang diterapkan efektif.

“Mungkin data awal kurang valid, sehingga terlihat penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Oleh sebab itu pembaruan dan validasi data secara berkala sangat penting,” ucapnya.

Ashabul lalu mengajak semua pihak untuk terus memperkuat kerja sama lintas sektor agar penanganan stunting berjalan efektif dan merata di seluruh Indonesia.

Baca juga: DPR usul ada "reward & punishment" ke daerah soal Program Genting

Sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi meluncurkan Survei Status Gizi (SSGI) 2024 pada Senin (26/5) yang menunjukkan angka prevalensi stunting sebesar 19,8 persen.

Survei nasional yang menjadi rujukan utama dalam upaya percepatan penurunan stunting ini mencatat penurunan prevalensi stunting nasional dari 21,5 persen pada tahun 2023 menjadi 19,8 persen pada tahun 2024.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan komitmen kuat pemerintah untuk menurunkan angka stunting nasional menjadi 14,2 persen pada tahun 2029 sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Baca juga: Kemendes: Penilaian kinerja untuk apresiasi desa sukses atasi stunting

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |