Anggota DPD RI dorong revitalisasi pendopo sejarah Tanjung Intan

3 months ago 8
Kalau kita bisa punya tugu khatulistiwa, kenapa tidak dengan titik nol Sungai Kapuas? Ini penting, karena sejarah Kota Pontianak tidak bisa dilepaskan dari alur sungai

Pontianak (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Daerah Pemilihan Kalimantan Barat Syarif Melvin Alqadrie menyatakan akan mendorong pelestarian sejarah dan pengembangan wisata berbasis budaya di kawasan Tanjung Intan, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar.

"Hari ini saya mengunjungi salah satu situs sejarah di Dusun Sungai Tekong, Desa Sungai Kupah, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar yang diyakininya memiliki nilai historis dan potensi wisata yang luar biasa. Saya melihat pelawatan atau napak tilas sejarah ini bukan sekadar kunjungan biasa, karena bagi saya, ini wisata yang sangat menarik karena menyimpan sejarah yang tidak boleh hilang begitu saja," kata Melvin dalam kunjungan kerjanya ke kawasan tersebut, Rabu.

Dia menegaskan salah satu titik yang menjadi fokus perhatian Melvin adalah pendopo tua yang diyakini merupakan tempat beristirahat dan bermunajat Sultan Muhammad, yang merupakan Raja Pontianak ke-VI. Pendopo ini, menurutnya, tidak hanya memiliki nilai arsitektural, tetapi juga menyimpan kisah spiritual yang kuat.

"Konon, Sultan Muhammad gemar menikmati matahari terbit dan terbenam dari pendopo tersebut, sambil bersantai, shalat, dan mengaji. Nilai-nilai seperti ini harus kita lestarikan dan Insya Allah, saya akan perjuangkan agar pendopo ini bisa dikembalikan seperti semula, agar menjadi salah satu tujuan wisata baru di Kalbar," tuturnya.

Baca juga: Karnaval air napak tilas mengenang sejarah berdirinya Pontianak

Lebih jauh, Melvin yang merupakan Sultan Pontianak IX ini menilai Sungai Kapuas, sebagai sungai terpanjang di Indonesia, juga patut dikembangkan sebagai ikon wisata sejarah dan edukasi. Ia mengusulkan adanya penandaan titik nol Sungai Kapuas, sebagai simbol penting yang bisa memperkuat identitas sejarah daerah tersebut.

"Kalau kita bisa punya tugu khatulistiwa, kenapa tidak dengan titik nol Sungai Kapuas? Ini penting, karena sejarah Kota Pontianak tidak bisa dilepaskan dari alur sungai sebagai jalur utama distribusi dan interaksi masyarakat pada masa lalu," katanya.

Sebagai langkah awal, Melvin menyampaikan akan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah Kalimantan Barat, untuk mendesain rencana revitalisasi kawasan Sungai Bukit Tenak dan sekitarnya.

"Saya akan kembali membawa kepala balai dan pihak-pihak terkait ke sini, agar mereka bisa melihat langsung nilai sejarah yang ada. Kita ingin mengembangkan wisata budaya yang khas, dan Sungai Bukit Tenak bisa menjadi salah satu destinasi unggulan," ujarnya.

Melalui pengembangan berbasis sejarah dan budaya lokal, Melvin berharap potensi wisata di Sungai Bukit Tenak tidak hanya dilestarikan, tetapi juga dapat menjadi daya ungkit perekonomian masyarakat sekitar.

Baca juga: Dokter Rubini dalam catatan sejarah pergerakan dan perjuangan Kalbar

Baca juga: Pameran koran langka Seratoes-248 Kalbar kenalkan sejarah

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |