Jakarta (ANTARA) - Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai para investor mempertimbangkan prospek jangka panjang saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) atau PGAS yang prospektif.
Menurutnya, prospek positif jangka panjang dan tata kelola merupakan faktor penentu minat para investor berinvestasi di saham PGAS.
"Mungkin para investor mempertimbangkan dinamika prospek jangka panjang PGAS yang sejatinya prospektif, karena gas memiliki peran signifikan dalam rangka memenuhi kebutuhan gas bumi domestik. Misalnya, dalam negeri sudah terpenuhi secara optimal, PGAS juga bisa melakukan ekspor," ujar Nafan sebagaimana keterangan resminya yang dikutip di Jakarta, Kamis.
Mengacu data Biro Administrasi Efek (BAE) per 8 Mei 2025, tercatat porsi pemegang saham publik (free float) PGAS sebesar 43,02 persen, dengan kepemilikan masing-masing kurang dari 5 persen.
Baca juga: Penuhi kebutuhan gas domestik, PGN-Inpex tanda tangani HOA LNG Masela
Baca juga: Atas dukungan pemerintah, PGN tambah pasokan gas bumi domestik melalui "swap gas"
Secara kelompok, investor perorangan Indonesia (WNI) secara total kepemilikan sebesar 9,29 persen, dana pensiun mencapai 5,04 persen, kelompok asuransi mencapai 2,49 persen, reksa dana sebesar 2,20 persen, serta beberapa kelompok investor lainnya.
Secara kewarganegaraan, pemegang saham PGAS untuk dalam negeri sebesar 78,5 persen dan pemodal asing sebesar 21,4 persen.
"Kalau kita lihat memang pemegang saham PGAS semakin beragam, baik domestik maupun global yang mengindikasikan terjadinya peningkatan minat para investor," ujar Nafan.
Deretan nama dalam maupun luar negeri yang tercatat sebagai pemilik saham PGAS sebagaimana laporan tahun buku 2024, di antaranya BPJS Ketenagakerjaan (4,65 persen), Panin Sekuritas (1,91 persen), Vanguard (1,69 persen), Petronas (1,27 persen), Lo Kheng Hong (1,09 persen), Sucorinvest (0,85 persen), Blackrock (0,81 persen), dan beberapa nama lainnya.
"Selain peran PGAS dalam penyaluran gas pipa, terdapat pengembangan beberapa produk seperti LNG, CNG, yang bisa didistribusikan dalam skala nasional. Apalagi market kita kan secara domestik memiliki strong domestic consumption sehingga PGAS sebagai BUMN memiliki peran sangat strategis di mata investor," ujar Nafan.
Sementara itu, Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan minat investor terhadap saham PGAS tetap tinggi di tengah kinerja kuartalan yang berlangsung di bawah konsensus pasar.
"Fenomena ini menjadi sinyal kuat bahwa kalangan investor, khususnya institusi besar, masih melihat prospek jangka panjang PGAS yang sangat menjanjikan," ujar Hendra.
Menurutnya, salah satu daya tarik PGAS adalah faktor dividen dengan yield dividen saat ini bisa di kisaran 10 persen.
"Menjadikannya salah satu emiten dengan imbal hasil dividen tertinggi di bursa," ujar Hendra.
Ia melanjutkan faktor fundamental bisnis PGAS menjadi yang paling utama dalam pertimbangan investasi para investor.
"PGAS memiliki posisi strategis sebagai pengelola jaringan pipa gas terbesar di Indonesia, menjangkau berbagai sektor pengguna energi mulai dari rumah tangga, kawasan industri, pembangkit listrik, hingga sektor transportasi," ujar Hendra.
Mengacu riset Mirae Asset Sekuritas, saham PGAS sejak 8 Mei 2025 diproyeksikan akan ke level 1.655 per saham sebagai Target Price 1.
Adapun Target Price 2 diperkirakan menyentuh 1.710 per saham dan 2.210 per saham atau meningkat 35,17 persen sebagai Target Price 3. Level Support ada di kisaran 1.610 dan 1.565.
Secara intraday pada perdagangan saham 20 Mei 2025, Target Price 2 sudah berhasil tersentuh, yang mana saham PGAS telah mencapai level 1.750 per saham.
Baca juga: PGN tanda tangani PJBG dan kerja sama strategis
Baca juga: Genap 60 tahun, PGN terus sediakan gas menuju energi bersih Indonesia
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025