Alkes RI tarik minat pasar Afrika, potensi ekspor capai Rp55 miliar

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Promosi alat kesehatan (alkes) dan farmasi yang dilakukan KBRI Nairobi bersama Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) dalam 25th MEDEXPO Africa 2025 meraih potensi transaksi sekitar 3,45 juta dolar AS (sekitar Rp55 miliar).

KBRI Nairobi melalui pernyataan pers yang diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan bahwa potensi transaksi bisnis di pameran yang berlangsung selama tiga hari di Nairobi, Kenya tersebut, bernilai sekitar Rp55 miliar tersebut diperkirakan akan terealisasi dalam kurun waktu tiga tahun ke depan.

“Indonesia untuk pertama kalinya hadir di MEDEXPO Africa di Nairobi. Kami sangat antusias memperkenalkan produk-produk alat kesehatan dan farmasi unggulan Indonesia kepada pasar Kenya dan Afrika Timur,” kata Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Nairobi, Danny Rahdiansyah, dalam sambutannya di pembukaan pameran.

Baca juga: Indonesia incar pasar ekspor baru sawit di Afrika dan Asia Timur

Partisipasi Indonesia, lanjutnya, merupakan bagian dari upaya diplomasi ekonomi dan promosi dagang Indonesia di kawasan Afrika Timur, khususnya untuk sektor alat kesehatan dan farmasi yang tengah berkembang pesat di Kenya.

“Partisipasi ini menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung peningkatan layanan kesehatan di Kenya melalui produk berkualitas tinggi dengan harga kompetitif, sekaligus memperkuat hubungan dagang bilateral,” tambahnya.

Peserta pameran terdiri dari 9 perusahaan manufaktur alat kesehatan dan farmasi Indonesia yang menempati paviliun seluas 27 m2 di arena pameran.

Booth Indonesia berhasil menarik 393 pengunjung dari 14 negara. Pengunjung terbanyak berasal dari Kenya sendiri, disusul oleh negara-negara Afrika lain seperti Somalia, Rwanda, Uganda, Tanzania, Ghana, Nigeria, hingga Afrika Selatan, serta beberapa pengunjung dari Asia.

Tingginya minat pengunjung menunjukkan daya tarik kuat produk kesehatan buatan Indonesia, yang dikenal berkualitas dan telah mengantongi sertifikasi internasional lengkap seperti CE, ISO, dan FDA.

Baca juga: Indonesia bidik Sudan sebagai hub ekspor produk perikanan ke Afrika

Banyak produk Indonesia juga diproduksi secara OEM (Original Equipment Manufacturer) untuk merek-merek global ternama asal Eropa dan Amerika Serikat yang sudah dikenal di pasar Afrika.

Adapun jenis produk yang paling diminati oleh pengunjung antara lain: alat pelindung diri (APD) dan pakaian medis, stetoskop dan alat pengukur tekanan darah (tensimeter), alat suntik disposable, sarung tangan medis, popok bayi, dewasa, dan pembalut wanita, balsem oles dan minyak terapi, serta obat-obatan herbal.

ASPAKI turut menyampaikan apresiasi atas fasilitasi dan dukungan KBRI Nairobi selama pameran, dan menyatakan minat untuk kembali berpartisipasi dalam MEDEXPO Africa berikutnya pada tahun 2026 dengan skala yang lebih besar.

Baca juga: Kemendag jadikan Maroko sebagai hub untuk pasar Afrika

Pertumbuhan sektor kesehatan di Kenya termasuk yang tercepat di Afrika, dengan proyeksi nilai pasar alat kesehatan mencapai 198 juta dolar AS (sekitar Rp 3,2 triliun) pada tahun 2026, dan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 8,2 persen selama periode 2021–2026.

Selain itu, lebih dari 70-90 persen kebutuhan alat kesehatan dan alat pelindung diri (APD) di kawasan ini masih dipenuhi melalui impor.

Hal tersebut menjadikan kawasan ini sebagai pasar yang sangat prospektif bagi produk-produk kesehatan buatan Indonesia.

Baca juga: RI menekankan negara berkembang punya potensi di rantai pasok global

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |