Jakarta (ANTARA) - Country Director Purpose Indonesia Longgena Ginting menekankan pentingnya komunikasi publik dalam menanggapi berbagai isu yang berkembang, khususnya yang kepada audiens yang menjadi target.
Longgena kemudian memberikan contoh bahwa saat ini Purpose tengah bekerja sama dengan komunitas pembenih dan pembibit Muslim dan bagaimana menjadikan isu iklim relevan dengan komunitas mereka.
"Kalau bicara isu iklim, bagaimana mencapai net zero pada 2050?, jangan, tapi bagaimana mendekatkan isu iklim, seperti bagaimana dalam ajaran Muslim ada soal menjaga alam, dan isu iklim pun menjadi relevan dengan mereka," kata Longgena di Jakarta, Selasa.
Hal tersebut disampaikan Longgena dalam diskusi Cerita untuk Cipta: Dari Narasi Menjadi Aksi yang diselenggarakan oleh Purpose Indonesia di Jakarta, Selasa.
Longgena juga kembali menambahkan soal pentingnya gerakan sosial dan dampak yang paling bermakna dari gerakan sosial adalah dampak yang dibangun bersama lewat pendekatan berbasis cerita, komunikasi, dan aksi komunitas.
“Gerakan sosial adalah nadi perubahan sistemik, dan komunikasi yang dibangun secara strategis adalah senjatanya,” jelas Longgena.
Dirinya menjelaskan kekuatan narasi menjadi landasan Purpose untuk
membangun komunikasi strategis dengan semangat movement generosity yakni semangat berbagi pengalaman, strategi, bahkan kegagalan untuk memperkuat gerakan secara kolektif.
“Meski cara-caranya berganti namun esensi komunikasi tetap relevan dalam gerakan,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, aktor dan aktivis lingkungan Nicholas Saputra mengungkapkan secara alami kampanye yang berfokus pada satu isu akan lebih mudah dilakukan.
“Memang sulit untuk membuat satu isu spesifik bisa relevan dengan jutaan orang tapi bekerja dengan komunitas kecil akan lebih mudah karena itu isu yang betul-betul kita ketahui,” jelasnya.
Dia menerangkan pola-pola kampanye seperti ini akan menjadi semacam bentuk antitesis dari dominasi algoritma media sosial.
“Namun tetap saja ada godaan untuk di-like oleh dua juta orang,” ujarnya.
Kemudian Pemimpin Umum Project Multatuli Evi Mariani menyebutkan saat ini ada situasi yang tidak seimbang dalam ekosistem informasi publik.
“Ada banjir informasi namun di lain sisi ada kekeringan dari isu-isu yang diabaikan dan suara-suara yang tidak didengar,” kata Evi.
Dia pun menilai hal itu akan menjadi tantangan bagi semua pihak yang berkecimpung di bidang informasi untuk mengomunikasikan berbagai isu yang tenggelam agar kembali mendapatkan sorotan publik.
“Ini jadi tantangan bagi jurnalis, social campaigner, dan content creator untuk menyuarakan suara yang diabaikan dan isu-isu yang tidak didengar,” jelasnya.
Beberapa inisiatif kampanye dan gerakan publik untuk isu lingkungan telah dilakukan oleh Purpose. Melalui MOSAIC (Muslims for Shared Action on Climate Impact) Purpose menggagas program pemberdayaan umat untuk mendorong aksi iklim di Indonesia melalui skema Sedekah Energi, Wakaf Hutan, dan Umat Untuk Semesta.
Di bidang sosial politik, Purpose menggagas #PilahPilih yang mengajak anak muda menyuarakan isu lingkungan dalam menentukan pilihan menghadapi Pemilu dan Pemilih Kepala Daerah pada 2024 lalu.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025