Jakarta (ANTARA) - Akademisi Hubungan Internasional Jepang dari Hosei University Takeshi Yuzawa menegaskan pentingnya membangun kemitraan pertahanan yang kuat dengan negara-negara ASEAN.
"Penting untuk memperkuat kerja sama keamanan bersama negara-negara ASEAN guna menghadapi ancaman baru termasuk bencana," kata Takeshi dalam kuliah umum bertema "Japan's Security Cooperation with ASEAN: Evaluation, Challenges, and Implications for Indo-Pacific Regional Orde" yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Rabu (8/10).
Menurut dia, Jepang bertekad untuk menjaga stabilitas kawasan melalui diplomasi serta pembangunan jangka panjang.
Adapun program yang telah dilakukan Jepang di antaranya penanggulangan bencana, latihan gabungan regional, transfer peralatan dan juga pengembangan sejumlah infrastruktur strategis di kawasan ASEAN.
Melalui Three Principles on Transfer of Defense Equipment and Technology yang diresmikan pada 2014 dan ditinjau ulang pada 2023-2024, Jepang mentransfer peralatan pertahanan ke sejumlah negara ASEAN.
"Transfer peralatan dan teknologi Jepang dimulai dari Filipina pada 2014, Malaysia 2018, Indonesia 2021, Vietnam 2021, Thailand 2022, hingga yang terakhir ke Singapura pada 2023," katanya.
Selain itu, Jepang juga memperkuat dimensi kerja sama melalui "Vientiane Vision", yakni sebuah inisiatif kerja sama pertahanan Jepang dengan ASEAN yang diumumkan di Vientiane, Laos pada 16 November 2016.
Visi itu bertujuan untuk memperkuat kemitraan strategis antara Jepang dan ASEAN, mendukung sentralitas serta kesatuan ASEAN serta mempromosikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Takeshi mengatakan hubungan Jepang dan negara-negara Asia Tenggara, ASEAN, dibangun berdasarkan stabilitas, perdamaian serta penghormatan terhadap hukum internasional.
"Masa depan keamanan kawasan tidak hanya melalui kekuatan militer, melainkan dapat dilakukan melalui kemitraan strategis dan pembangunan bersama," katanya.
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.