Jakarta (ANTARA) - Indonesia patut memainkan peran sebagai penengah dalam meredakan konflik Kamboja-Thailand yang sedang mengalami pemburukan eskalasi, kata analis hubungan internasional Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Debbie Affianty.
“Indonesia sudah punya banyak pengalaman memediasi konflik sehingga (peran tersebut) harusnya muncul lagi saat ini,” kata Debbie saat ditemui usai agenda diskusi publik The Habibie Center dan Misi Kanada untuk ASEAN mengenai peran wanita dalam perdamaian dan keamanan (WPS) di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan bahwa sebagai “saudara besar” di Asia Tenggara, Indonesia hendaknya memiliki inisiatif untuk berperan dalam mengatasi gesekan yang terjadi antara sesama negara anggota ASEAN.
Terlebih lagi, Indonesia tetap dipandang baik di mata negara-negara ASEAN karena sudah sedari awal memegang peran sebagai pemimpin bagi wilayah Asia Tenggara, kata akademisi Departemen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMJ itu.
“Sebagai ‘saudara besar’, kalau ada masalah sekecil apapun, Indonesia harus turun, seperti pada sebuah keluarga,” ucap Debbie.
Meski mengakui bahwa perhatian diplomasi nasional saat ini masih berfokus pada penanganan tarif impor Amerika Serikat, ia memandang bahwa Indonesia jangan sampai meninggalkan prioritasnya di kawasan Asia Tenggara.
Baca juga: Perbatasan Thailand-Kamboja masih tegang meski tak ada pertempuran
“Sebaiknya porsinya dibagi antara menangani isu dalam negeri dengan masalah (luar negeri) yang menuntut pertanggungjawaban internasional Indonesia,” tutur akademisi itu.
Eskalasi bentrokan terjadi antara personel militer kedua negara pada Kamis yang diawali dengan baku tembak antara pasukan darat di wilayah perbatasan yang disengketakan. Terdapat korban tewas dan luka-luka di kedua belah pihak, termasuk warga sipil.
Pihak berwenang di empat provinsi Thailand yang berbatasan dengan Kamboja telah mengumumkan evakuasi penduduk di tengah eskalasi tersebut, menurut laporan surat kabar The Nation.
Merespons eskalasi konflik tersebut, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI meyakini bahwa kedua negara dapat menyelesaikan ketegangan dengan cara-cara damai yang sejalan dengan “prinsip-prinsip yang tercermin dalam Piagam ASEAN dan Traktat Persahabatan dan Kerja Sama”.
Baca juga: Pemicu perang Thailand dan Kamboja, kronologi dan dampaknya
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.