AIPKI sebut usulan penambahan dokter harus memperhatikan sebaran

2 months ago 47
Yang kita khawatirkan itu kalau konsep distribusi tidak dipikirkan sejak awal. Lulusan kedokteran banyak tapi berkumpul di kota-kota besar

Padang (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) Budi Santoso menyebut usulan penambahan jumlah dokter yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto harus memperhatikan kuota atau sebaran di tanah air.

"Ketika kita akan menghasilkan dokter maka sejak awal itu sudah harus dipikirkan soal distribusinya," kata Ketua Umum AIPKI Budi Santoso di sela-sela muktamar AIPKI 2025 yang diselenggarakan di Kota Padang, Jumat.

Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto untuk menambah jumlah fakultas kedokteran di kampus-kampus dalam negeri untuk menambah jumlah dokter di Indonesia.

Presiden meminta jajaran menterinya untuk tidak berkutat dengan prosedur dan peraturan-peraturan usang yang menghambat pemerintahan untuk mengatasi masalah kekurangan dokter di dalam negeri.

Baca juga: Kemendiktisaintek: Usulan penambahan dokter perkuat kesehatan nasional

Lebih jauh, kata dia, dalam penambahan kuota dokter di Indonesia Kemendiktisaintek memiliki tugas dan peran penting bagaimana menyerap calon-calon mahasiswa dari daerah yang memang kekurangan dokter umum maupun dokter spesialis.

Pihaknya khawatir apabila konsep distribusi dan pemetaan tidak dilakukan sejak awal maka persoalan penumpukan dokter di wilayah perkotaan seperti kondisi saat ini masih tetap akan terjadi.

"Yang kita khawatirkan itu kalau konsep distribusi tidak dipikirkan sejak awal. Lulusan kedokteran banyak tapi berkumpul di kota-kota besar," ujarnya mengingatkan.

Baca juga: Swedia - Siloam jalin kolaborasi perkuat sistem kesehatan nasional

Apabila konsep ini disiapkan sejak awal maka sebaran atau distribusi dokter di seluruh daerah akan tertata lebih baik. Salah satu cara yang bisa dilakukan ialah menyerap calon mahasiswa dokter dari daerah yang memang kekurangan tenaga kesehatan.

Ia mencontohkan, saat ini DKI Jakarta mempunyai 1.100 dokter kandungan. Sementara, di salah satu provinsi di Papua hanya memiliki empat dokter spesialis kandungan.

"Jadi, ke depannya itu kita harus memproduksi dokter dari daerah yang memang membutuhkan dokter," ujar dia.

Baca juga: Ketua Aslabkesda: Labkesmas perlu dukung sistem kesehatan nasional

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |