Jakarta (ANTARA) – Kanker payudara masih menjadi kanker nomor satu di Indonesia. Namun, data menunjukkan kesenjangan yang mengkhawatirkan: sekitar 60% kasus baru terdiagnosis pada stadium lanjut. Padahal, deteksi dan penanganan yang dilakukan sejak stadium dini dapat memberikan harapan kesembuhan hingga 98%.
Prof. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, Pakar Onkologi Medis, menekankan bahwa tidak semua kanker payudara sama. "Publik perlu beralih dari kesadaran umum ke pemahaman yang spesifik. Kanker payudara memiliki beberapa subtipe utama, seperti Hormonal, HER2 Positif, Triple Positif, dan Triple Negatif. Masing-masing memiliki karakteristik dan memerlukan rencana terapi yang berbeda," jelas Prof. Ikhwan di acara sesi edukasi media yang digelar oleh RS Gading Pluit di Jakarta, Kamis.
Secara khusus, Prof. Ikhwan membahas kemajuan terapi untuk subtipe HER2+. "Untuk pasien HER2+, terapi inovatif seperti terapi neoadjuvan—pemberian terapi target atau kemoterapi sebelum operasi—terbukti sangat efektif. Terapi ini bertujuan untuk memperkecil ukuran tumor sehingga operasi bisa dilakukan dengan lebih optimal dan meningkatkan peluang kesembuhan pasien."
Untuk mendukung penanganan komprehensif ini, kesiapan fasilitas kesehatan menjadi krusial. dr. Feirlita Kuswandi, MPH, Direktur RS Gading Pluit, menyatakan, "Diagnosis yang tepat dan terapi inovatif memerlukan ekosistem yang terpadu. Melalui Gading Integrated Cancer Care (GICC), kami memastikan pasien mendapatkan alur penanganan yang mulus, mulai dari skrining, diagnosis seperti patologi anatomi dan imaging, hingga berbagai modalitas terapi seperti operasi, radiasi, kemoterapi, dan terapi target, semua dalam satu atap."
RS Gading Pluit juga kembali mengingatkan publik akan pentingnya deteksi dini. "Jangan tunggu terlambat," tutup dr. Feirlita Kuswandi, MPH. "Lakukan skrining proaktif melalui SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dan SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis). Kenali tubuh Anda dan segera konsultasikan jika menemukan kelainan."
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































