12th IndoEBTKE ConEX buka peluang pertumbuhan ekonomi hijau

1 month ago 14

Jakarta (ANTARA) - The 12th IndoEBTKE ConEx 2025 dijadikan sebagai ruang untuk membuka peluang pertumbuhan ekonomi hijau dan mendorong kolaborasi strategis lintas sektor dan lintas negara.

"Pendekatan acara tahun ini akan lebih terbuka dan kolaboratif serta menjadi Indonesia clean energy week," kata Ketua Panitia Pelaksana The 12th IndoEBTKE ConEx 2025, Mada Ayu Habsari dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat.

Acara pertemuan internasional terbesar di Asia Tenggara itu diselenggarakan pada 26–28 November 2025 di Nusantara International Convention Exhibition (NICE), PIK 2, oleh Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) dan Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MAASKEI) serta didukung oleh lima asosiasi lainnya, seperti AESI, AEAI Indonesia, GBCI Indonesia, APPLTA dan MEBI.

Baca juga: DPR: Kawal menyeluruh industri tekstil untuk ekonomi hijau

Adapun tema yang diambil yakni Positioning Indonesia as a Regional Green Powerhouse to Support Indonesia Emas 2045. The 12th EBTKE ConEx 2025 dirancang sebagai platform strategis untuk memetakan roadmap energi bersih Indonesia, tempat berbagai komitmen strategis diumumkan, kemitraan baru dibentuk, dan solusi inovatif dipresentasikan.

Acara bakal menampilkan pesan kunci dari pemimpin global, panel diskusi dengan para ahli, pameran teknologi terbaru, hingga sesi jejaring yang memfasilitasi pembentukan kemitraan strategis, sehingga diharapkan dapat membawa dampak jangka panjang terhadap percepatan transisi energi Indonesia dan penguatan peran sebagai pemimpin regional energi bersih.

Selain itu, acara ini juga merupakan langkah awal untuk memperkuat posisi Indonesia di mata internasional sebagai destinasi investasi energi bersih yang menarik dan dapat diandalkan.

Dengan menunjukkan komitmen kuat terhadap transisi energi dan kemampuan memfasilitasi kolaborasi multi-stakeholder, Indonesia dapat menarik lebih banyak investasi dan kemitraan strategis yang diperlukan untuk mencapai target energi nasional.

Ketua Komite The 12th IndoEBTKE ConEx 2025, Eka Satria menambahkan bahwa Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan pada 24 Juli 2025, merupakan salah satu rangkaian pra-acara.

Hasil kolaborasi dengan Boston Consulting Group (BCG) sebagai Knowledge Partner, yang membawa keahlian dan perspektif global ke dalam diskusi.

FGD mengumpulkan para pelaku berbagai industri, mulai dari sektor energi tradisional hingga teknologi energi terbarukan, dari perusahaan multinasional hingga startup inovatif, serta dari pembuat kebijakan hingga investor strategis, termasuk asosiasi terkait dan lembaga kenegaraan seperti kedutaan.

Baca juga: Wamendag buka peluang kerja sama ekonomi hijau dengan Selandia Baru

Baca juga: Kebijakan proteksionis AS tak goyahkan komitmen RI pada industri hijau

"Topik-topik diskusi yang diangkat benar-benar relevan, tepat sasaran, dan berdampak bagi pelaku industri. Dengan demikian, forum ini dapat berkontribusi nyata dalam mendorong Indonesia mengambil peran sentral sebagai regional power house di bidang energi terbarukan,” ucapnya.

Diskusi dalam FGD dibangun atas empat pertanyaan panduan yang mengeksplorasi aspek krusial transisi energi Indonesia. Mulai dari eksplorasi hasil konkret acara pada industri, membahas peran aktif sektor swasta dalam mendukung implementasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hijau, mengingat pencapaian target energi terbarukan memerlukan sinergi kuat antara pemerintah dan pelaku swasta.

Ketiga, mengidentifikasi peluang regional yang dapat memperkuat peran dan posisi Indonesia dalam era integrasi ekonomi ASEAN yang semakin erat dan menganalisis hambatan utama yang mungkin menghalangi kemajuan transisi energi beserta strategi mengatasinya.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |