Waspadai 8 penyakit yang sering menyerang kucing

3 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Sama seperti hewan peliharaan lainnya, kucing juga berisiko mengalami berbagai jenis penyakit. Kondisi ini bisa disebabkan oleh daya tahan tubuh yang menurun, infeksi bakteri, maupun serangan virus tertentu.

Ada banyak faktor yang dapat memicu gangguan kesehatan pada kucing. Biasanya, gejala awal yang muncul antara lain kucing menjadi kurang aktif, kehilangan nafsu makan dan minum, bulunya mulai rontok, atau terlihat ruam pada kulitnya.

Jika tanda-tanda ini mulai tampak, penting untuk segera membawanya ke dokter hewan agar bisa mendapat penanganan yang tepat sesuai kondisinya. Oleh karena itu, sebagai pemilik, Anda perlu waspada jika kucing menunjukkan perilaku yang tidak biasa. Berikut ini beberapa jenis penyakit pada kucing yang perlu Anda ketahui.

Jenis-jenis penyakit kucing yang sering terjadi

1. Serangan Kutu

Kutu merupakan salah satu masalah umum yang menyerang kulit kucing, terutama di area leher, punggung, dan wajah. Kucing yang terinfeksi biasanya akan terlihat tidak tenang dan sering menggaruk bagian tubuhnya.

Penyakit ini bersifat menular dan dapat menyebar ke kucing lain maupun hewan peliharaan lainnya. Tanda-tandanya antara lain muncul bentol serta ruam pada kulit dalam jumlah banyak.

2. Gangguan pada mata

Infeksi mata atau konjungtivitis merupakan penyakit yang kerap dialami kucing akibat kotoran, alergi, atau infeksi bakteri. Ciri-cirinya meliputi mata berwarna merah, berair, pembengkakan pada kelopak, dan kucing terlihat kehilangan nafsu makan. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa makin parah dan membuat kucing tidak nyaman.

3. Infeksi cacing

Cacingan bisa terjadi jika kucing mengonsumsi makanan atau benda yang terkontaminasi. Salah satu gejalanya adalah penurunan berat badan secara drastis, kucing menjadi lemas, dan terkadang terlihat cacing dalam kotorannya. Segera konsultasikan ke dokter hewan agar kucing bisa mendapatkan penanganan secepatnya.

4. Reaksi alergi

Kucing juga bisa mengalami alergi, biasanya akibat paparan debu, tungau, makanan tertentu, atau gigitan serangga. Gejala yang muncul meliputi kulit gatal, ruam, bahkan bisa memicu kerontokan bulu atau infeksi lain jika terus digaruk.

5. Tungau pada telinga

Infeksi telinga akibat tungau cukup sering terjadi. Parasit ini berkembang lambat namun bisa menyebabkan peradangan serius di telinga. Tandanya kucing sering menggaruk telinga, tampak gelisah, dan muncul cairan gelap berbau dari dalam telinganya.

6. Masalah saluran kemih

Infeksi saluran kencing bagian bawah dapat menyebabkan kucing merasa sakit saat buang air kecil. Gejalanya berupa kesulitan saat kencing, mengeong karena kesakitan, dan sering ke kotak pasir tanpa hasil. Penyebabnya bisa berupa infeksi bakteri, kristal, stres, atau luka pada saluran kemih. Penanganan medis diperlukan untuk mencegah komplikasi.

7. Skabies (gudik)

Skabies adalah infeksi kulit akibat tungau, dan bisa menular ke hewan lain bahkan manusia. Salah satu jenis tungau yang menular ke manusia adalah Sarcoptes scabiei. Gejalanya berupa ruam, bintik-bintik, kulit kering dan bersisik. Umumnya ditularkan melalui kontak langsung, terutama di tempat ramai seperti pet shop atau shelter.

8. Infeksi jamur (ringworm)

Ringworm adalah infeksi jamur pada kulit yang umum terjadi, terutama di iklim lembap seperti Indonesia. Gejalanya mencakup bercak pitak berbentuk bulat, kulit bersisik, dan kerontokan bulu, terutama di area kepala, telinga, dan kaki. Jamur ini sangat mudah menyebar dan perlu segera ditangani agar tidak meluas ke bagian tubuh lain.

Baca juga: 3 cara jaga hewan peliharaan saat mudik

Baca juga: Cegah diare dan obesitas anabul dengan makanan tepat

Baca juga: Apa itu anabul? Simak penjelasan dan jenis-jenisnya

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |