Wamenpar Ni Luh sebut sampah tantangan bersama dunia pariwisata

3 hours ago 2

Makassar (ANTARA) - Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa menyebutkan tantangan terberat saat ini adalah penanganan dan penanggulangan sampah serta pemeliharaan lingkungan dan sosial pada sejumlah destinasi pariwisata yang kini kunjungannya semakin menurun.

"Saat ini, sampah menjadi tantangan terbesar. Mungkin kita tidak secara sadar akan kehadiran sampah, tapi ini masalah serius dan bisa kita ketinggalan dari negara-negara lain," ujarnya saat membawakan kuliah umum di Kampus Poltekpar Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.

Menurutnya, Indonesia memiliki ribuan Kawasan indah yang sangat berpotensi sebagai daerah destinasi wisata. Tetapi, dibalik itu sampah menjadi jejak buruk bagi lingkungan sekitarnya.

Sampah yang tidak terkelola dengan baik di tempat wisata dapat merusak keindahan dan kenyamanan tempat wisata tersebut, sehingga ini perlu peran serta semua pihak mengelolanya.

Baca juga: Wamendagri pacu Provinsi Bali maksimalkan pengelolaan sampah

Baca juga: Kemenpar tegaskan pengelolaan sampah fondasi destinasi wisata lestari

Sehingga persoalan ini mengubah proyeksi global terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, Indonesia harus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 12, yakni konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, maka persoalan sampah mesti ditangani secara baik.

Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menargetkan, Indonesia pada 2025, bersih sampah melalui pengurangan sampah 30 persen dan penanganan sampah sebesar 70 persen.

"Saat ini pemerintah fokus pada SDGs berkaitan penanganan sampah. Sebab, TPA (tempat pembuangan akhir) yang ada itu dampaknya mencemari tanah, lingkungan, kesehatan dan sebagainya. Jadi, ini adalah problem yang serius," paparnya menegaskan.

Perempuan yang pernah berkecimpung di dunia jurnalis ini mengungkapkan, akan banyak tantangan dihadapi utamanya berbicara keberlanjutan dari aspek lingkungan dan sosial.

"Di sinilah pintar-pintar kita menyadarkan orang serta mengelola pariwisata, bukan malah mendegradasi lingkungan dan sosialnya," papar dia.

Persoalan sampah ini, kata mantan Jurnalis Kompas TV ini mengungkapkan, menjadi bahan perbincangan hangat di media, bahkan awal menjabat masalah sampah jadi sorotan, terlihat kotor banyak sampah pada salah satu destinasi wisata.

"Jadi, kalau kita lihat bagaimana sampah itu menjadi perhatian publik di berbagai media, ini dampaknya menunjukkan reputasi wisata Indonesia di mata dunia. Diperlukan peran semua pihak bersama-sama mengatasi masalah sampah," katanya.

Untuk itu, melalui lima programnya yakni Gerakan Wisata bersih, Tourism 5.0: AI dan Digitalisasi, Pariwisata Naik Kelas, Event dengan IP Indonesia, dan Desa Wisata, diharapkan mampu menjadikan tempat wisata lebih bersih serta moderen.*

Baca juga: Kemenpar minta penyelenggara event lebih perhatikan pengelolaan sampah

Baca juga: Dispar Bali ajak industri pariwisata pakai tumbler mengurangi sampah

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |