Wamenkomdigi sebut AI harus dijadikan mitra dalam komunikasi publik

4 hours ago 4

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyebutkan bahwa inovasi kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) harus dijadikan mitra oleh para praktisi kehumasan dalam menjalankan komunikasi publik.

Menurutnya meski AI telah canggih dan dirasa mampu untuk mengerjakan konten-konten secara mandiri untuk komunikasi publik, namun peran manusia di baliknya tetap penting sehingga AI perlu dijadikan mitra dan bukan menggantikan peran manusia sepenuhnya.

“Kesuksesan praktisi public relation di masa depan akan ditentukan oleh seberapa mahir kita menggunakan AI sebagai penguat strategis, dan seberapa teguh kita memegang standar etika dan kemanusiaan,” kata Nezar dalam keterangan persnya yang diterima dan dikonfirmasi, Kamis.

Nezar menyebutkan beragam contoh tugas komunikasi publik kehumasan yang saat ini sudah dapat dikerjakan oleh AI di antaranya menulis draft siaran pers, menganalisis data publik, hingga memantau sentimen media.

Baca juga: Kemkomdigi minta pengembang AI transparan kembangkan inovasi

Tidak sedikit juga agensi dan media menggunakan AI untuk menulis laporan dan membuat perencanaan kampanye komunikasi.

Meski begitu, semua pekerjaan tersebut masih membutuhkan sentuhan manusia agar narasi komunikasi publik tetap kontekstual dan memenuhi unsur empati.

“Hasil karya AI sering kali kehilangan sentuhan emosional yang hanya dapat dihadirkan oleh manusia. Padahal PR bekerja dengan targeted, kepada siapa mau disampaikan. Dan to tell the story ini, semua kemampuan manusiawi yang kita punya itu bisa kita tumpahkan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Nezar mengatakan AI juga berpotensi melakukan kesalahan dalam penalarannya. Beberapa di antaranya seperti penggunaan istilah-istilah janggal, bahkan halusinasi menciptakan fakta yang tidak benar dalam menanggapi suatu isu yang berkembang.

Maka dari itu, sentuhan manusia khususnya praktisi kehumasan dalam menggunakan AI tidak dapat dipisahkan untuk memastikan sebuah komunikasi publik bisa berjalan dengan efektif saat inovasi-inovasi teknologi diterapkan di dalam prosesnya.

Nezar menekankan pentingnya etika, literasi digital dan kemampuan berpikir kritis bagi para praktisi kehumasan ketika memanfaatkan AI sehingga mereka bisa menggunakan teknologi ini secara bijak untuk memperkuat pesan dalam komunikasi publik.

“Masa depan komunikasi bukan hanya tentang teknologi, tapi bagaimana kita sebagai manusia mengendalikannya. Semoga kita bisa memajukan dunia PR kita dengan AI dan juga lebih manusiawi ke depan,” kata Nezar.

Baca juga: Akademisi: Pemanfaatan AI harus disertai regulasi dan etika

Baca juga: Wamenkomdigi: Peta Jalan AI seimbangkan inovasi dan proteksi risiko

Baca juga: Nezar Patria tegaskan pentingnya keterbukaan informasi di pemerintahan

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |