Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri mengatakan revitalisasi perjanjian kerja sama perdagangan dan investasi atau Trade & Investment Framework Agreement (TIFA) antara Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) dapat memperluas perdagangan antarnegara.
“Harapannya, revitalisasi TIFA bisa menjadi platform bagi kedua negara untuk mengeksplor kembali potensi yang bisa dikolaborasikan ke depannya, sehingga bisa memperluas perdagangan antara kedua negara,” ucap Dyah dalam “Public Forum: Regional Response to Trump 2.0” yang digelar oleh CSIS Indonesia, dipantau dari Jakarta, Kamis.
Dyah menyampaikan bahwa pemerintah akan memperbaharui TIFA, sebab perjanjian tersebut pertama kali diberlakukan pada tahun 1996.
Pemerintah akan memasukkan kebijakan-kebijakan baru yang selaras dengan dinamika perdagangan saat ini dan ke depan.
“Ada beberapa kelompok kerja yang terlibat, khususnya di bidang jasa, hak kekayaan intelektual, investasi, agrikultur, dan industri,” kata dia.
Sebelumnya, revitalisasi TIFA telah disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ketika merespons tarif timbal balik atau resiprokal Amerika Serikat.
Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025 mengumumkan kebijakan tarif resiprokal kepada sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Indonesia terkena tarif resiprokal 32 persen, sementara negara-negara ASEAN lainnya, Filipina 17 persen, Singapura 10 persen, Malaysia 24 persen, Kamboja 49 persen, Thailand 36 persen, dan Vietnam 46 persen.
Akan tetapi pada Rabu (9/4/2025) sore waktu AS, Trump telah mengumumkan penundaan selama 90 hari atas tarif resiprokal ke berbagai negara mitra dagang, namun tetap menaikkan bea masuk kepada China sebesar 125 persen.
Negara yang rencananya akan dikenakan tarif resiprokal lebih tinggi hanya dikenakan tarif dasar sebesar 10 persen, yang mana untuk baja, aluminium, dan mobil akan sama.
Baca juga: Pengamat: Ada peluang diversifikasi ekspor di tengah sentimen AS-China
Baca juga: Kemendag melindungi industri padat karya di tengah gejolak tarif AS
Baca juga: Menteri ESDM antisipasi perang dagang dengan penguatan hilirisasi
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025