Wamenbud: FBS bukti kebangkitan ekosistem kebudayaan nasional

2 months ago 22

Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Wakil Menteri Kebudayaan (Wamenbud), Giring Ganesha menilai Festival Budaya Spiritual (FBS) 2025 di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menjadi bukti kebangkitan ekosistem kebudayaan nasional.

“Festival ini berhasil memadukan ekspresi budaya spiritual, pameran keris pusaka, hingga ritual jamasan. Kementerian akan terus mengawal program serupa di daerah lain, sesuai arahan Presiden Prabowo agar kebudayaan menjadi jembatan pemersatu bangsa,” ujar Wamenbud Giring usai meninjau pelaksanaan FBS di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Sabtu.

Ia berharap kegiatan yang diselenggarakan Direktorat Bina Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Ditjen Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan berkerja sama dengan Pemda Tulungagung itu terus ada.

Baca juga: Tulungagung terpilih sebagai lokasi Festival Budaya Spiritual

Tidak hanya di Tulungagung tapi daerah lain. "Saya mewakili Menteri Kebudayaan Pak Fadli Zon mengucapkan terima kasih atas suksesnya acara Festival Budaya Spiritual, pastinya pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan akan terus berkomitmen mengawal segala kegiatan kebudayaan," ucap Giring.

Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, lanjut Giring, Kementerian Kebudayaan harus menjadi jembatan kebudayaan di Tanah Air.

Menurutnya, kebudayaan di Tanah Air harus tetap dijaga dengan segala bentuk kegiatan seperti festival budaya dan juga pagelaran seni.

"Kementerian Kebudayaan sebagai harga terdepan menjaga kebudayaan, apalagi para pelaku budaya akan didukung, segala bentuk kegiatan dengan adanya dana abadi kebudayaan," jelasnya.

Dalam kegiatan itu, sedikitnya 300 keris milik warga, kelurahan, serta tokoh nasional dipamerkan. Di antara koleksi itu terdapat keris Ki Naga Liman dan dua Keris Cakranegara milik Menteri Kebudayaan Fadli Zon, serta sebilah keris asal Buleleng yang kini berada di Fadli Zon Library dan pernah dimiliki Presiden Prabowo Subianto.

Kementerian juga menampilkan proses tempa keris secara langsung, workshop batik tulis motif klasik, dan pasar rakyat yang diikuti 120 pelaku UMKM setempat.

Data Dinas Koperasi Tulungagung menyebutkan omzet harian pelaku UMKM naik 60–70 persen selama festival.

Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan menegaskan FBS menjadi forum ekspresi masyarakat adat dan penghayat kepercayaan.

"Nilai luhur tidak hanya lahir dari agama, tetapi juga dari warisan tradisi lokal. Melalui festival ini, generasi muda bisa belajar langsung sekaligus memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan budaya," katanya.

Baca juga: Ratusan pusaka dipamerkan dalam Festival Budaya Spiritual Tulungagung

Baca juga: Kemenbud: Festival Budaya Spiritual ajang eksis budaya & adat lokal

Agenda FBS tersebar di lima titik, yakni Pendopo Kongas Arum, kompleks Kantor TB2KS, Museum Daerah, kompleks Makam Majan, dan kawasan Kanjengan.

Selain pameran keris, ada ruwatan massal, kirab budaya dan wayang kulit, jamasan Tombak Kyai Upas, serta permainan tradisional.

Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo memastikan pemkab siap memasukkan FBS ke kalender tetap pariwisata daerah. "Efek ekonominya terasa langsung di perajin tosan aji, pelaku kuliner, hingga pengelola hotel," ucapnya.

Staf Khusus Menteri Bidang Sejarah dan Perlindungan Warisan Budaya, Basuki Teguh Yuwono, menambahkan bahwa Tulungagung memiliki kekhasan budaya, karena menjadi simpul pertemuan pengaruh Yogyakarta dan Surakarta.

"Dengan dukungan dana abadi kebudayaan, kami mendorong festival ini digelar rutin setiap tahun," ujarnya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |