Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo (Tiko) mengatakan, kesiapan teknologi keamanan harus menjadi prioritas dalam membangun ekonomi digital, lantaran sektor perbankan menjadi salah satu target utama serangan siber.
Menurut Tiko, serangan phising hingga ransomware terjadi setiap hari, terutama pada aplikasi perbankan digital besar seperti Livin' Mandiri, BRImo, hingga Byond BSI.
"Paling penting adalah human capital kita menyiapkan cyber troops, cyber patrol yang memang actively memprotect seluruh ekosistem digital kita," ujar Tiko di Jakarta, Rabu.
Ia menyampaikan, ancaman siber tidak hanya menguji kesiapan teknologi keamanan, tetapi juga integritas kepercayaan publik terhadap sistem keuangan nasional.
Baca juga: BCA ingatkan faktor manusia sering menjadi pintu masuk kejahatan siber
Lebih lanjut, Tiko menyebut bahwa perbankan Indonesia telah fokus pada sistem keamanan digital yang lebih kuat sejak lima tahun lalu.
Sebagai contoh, Kementerian BUMN bersama-sama dengan Bank Indonesia serta seluruh perbankan Indonesia mampu membangun ekosistem pembayaran dari awal mulai dari infrastruktur, hardware, software, API integration, serta dari sisi keamanan.
Sebagai upaya menekan serangan siber, kata Tiko, dalam proses pembangunan ekosistem digital harus dibarengi dengan penguatan infrastruktur keamanan, mulai dari enkripsi, sistem autentifikasi multifaktor, hingga tata kelola pengembangan aplikasi yang terintegrasi.
Langkah tersebut dinilai Tiko dapat meminimalisir terjadinya peretasan ataupun phising.
Baca juga: Braze dukung peningkatan kesiapan SDM digital nasional
"Jadi bukan setelah servisnya dideliver, baru kita memikirkan mengenai keamanannya. Tapi bersama-sama pada waktu membangun satu aplikasi, itu sudah dibangun attached dan integrated ke dalam proses development dari aplikasi tersebut," jelasnya.
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.