Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Dr. dr. Eka Ginanjar, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA, MARS, SH, mengungkapkan bahwa vaksinasi pneumonia masih menjadi bagian dari strategi pencegahan penyakit menular di Indonesia.
“Vaksinasi merupakan langkah preventif yang sangat penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat pneumonia,” kata Eka dalam jumpa pers tentang imunisasi untuk orang dewasa yang digelar di Jakarta, Rabu.
Ketua Tim Kerja Imunisasi Khusus dan Tambahan Kementerian Kesehatan dr. Endang Budi Hastuti, MKM, mengatakan bahwa pneumonia atau radang paru merupakan salah satu penyakit menular dengan kejadian yang masih tinggi di Indonesia.
Baca juga: Kemenkes: Imunisasi PCV 2025 per Maret baru mencapai 8 persen
Penyakit itu menyasar kelompok rentan seperti individu dengan imun rendah atau belum kuat seperti bayi, balita, serta lansia usia 70 tahun.
Radang paru dapat dikendalikan melalui pencegahan, deteksi dini serta melakukan respon cepat bila penyakit itu dialami oleh bayi dan dewasa yang masuk dalam kategori rentan.
Kemenkes, kata dia, selalu menjalin kerja sama dengan organisasi profesi untuk mengendalikan penyakit menular yang menjadi prioritas utama program nasional. Kementerian pun menyambut baik dukungan PAPDI dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya pneumonia serta upaya pencegahan.
Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM, merekomendasikan vaksinasi pneumokokus kepada orang dewasa. Pada usia 18 tahun ke atas, mereka dapat diberikan vaksin pneumokokus jenis konjugat untuk orang dewasa.
Vaksin pneumokokus polisakarida diberikan kepada orang dewasa mulai usia 50 tahun.
Jenis vaksin terbaru, yaitu pneumokokus konjugat PCV-20 telah mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sejak September 2024. Vaksin tersebut telah tersedia di berbagai rumah sakit di Indonesia.
Satgas Imunisasi PAPDI juga telah menyusun dan mendistribusikan jadwal imunisasi dewasa terbaru melalui situs resmi mereka.
Baca juga: Vaksinasi pneumonia turunkan risiko kena radang paru
Baca juga: Cara menghitung nafas cepat untuk deteksi pneumonia pada anak
Baca juga: Kemenkes: Kenali pneumonia melalui "BaNaNa"
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.