Jakarta (ANTARA) - Pipa yang sebagian sudah berusia lebih dari 100 tahun atau satu abad menjadi penyebab seringnya terjadi kebocoran air di Jakarta.
“Kenapa kebocoran air di Jakarta itu tinggi sekali? Karena pipanya sudah berusia 103 tahun sebagian besar," kata Direktur Utama Perumda PAM Jaya, Arief Nasrudin di Jakarta, Minggu.
Arief menyebutkan, pipa yang berusia 103 tahun itu berada di kawasan Pasar Rebo. Pipa tersebut dibangun pada tahun 1922 oleh Belanda. "Itu 20 juta liter tampungan. Di Buaran juga gitu," kata Arief.
Arief mengatakan, reservoir tersebut sebelumnya sempat pasif saat tidak dikelola oleh pihak PAM Jaya. Namun kini, reservoir tersebut sudah berfungsi dengan baik hingga saat ini setelah dikelola oleh PAM Jaya.
Karena itu, PAM Jaya ingin melakukan rapat terbatas (ratas) bersama Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo.
Menurut Arief, PAM Jaya membutuhkan pendanaan hingga Rp14 triliun untuk memperbarui pipa tersebut dan agar airnya dapat langsung diminum.
Arief berharap nantinya apabila kualitas air di Jakarta semakin baik, maka ibu kota dapat mengatasi persoalan stunting dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
“Ini mimpinya PAM Jaya yang pastinya mimpinya masyarakat Jakarta yang diinginkan oleh Gubernur kita, bahwasanya kalau airnya sudah kualitasnya baik, InsyaAllah harusnya tidak ada stunting lagi, tidak ada penyakit yang karena air," katanya.
Baca juga: PAM Jaya serahkan bantuan 100 unit pemurni air untuk fasos fasum
Baca juga: PAM Jaya pastikan perubahan badan hukum tak picu kenaikan tarif
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































