Usai Norwegia, Denmark turut waspada keamanan siber bus buatan China

2 hours ago 2

Denmark (ANTARA) - Pemerintah Denmark khawatir terhadap armada bus listrik buatan China milik perusahaan Movia, dan kini waspada setelah mengetahui bahwa ratusan bus listrik buatan Yutong ternyata bisa dimatikan dari jarak jauh oleh pabrikan tersebut, atau bahkan oleh siapa pun yang bisa mengakses sistem komputer perusahaan itu.

Meskipun belum pernah benar-benar terjadi, hanya dengan adanya kemungkinan tersebut sudah cukup membuat pejabat Denmark khawatir, karena bus-bus ini menjadi andalan untuk menggerakkan transportasi di ibu kota, lapor Carscoops, Kamis (6/11).

Baru-baru ini, Norwegia juga merasakan kekhawatiran yang sama, di mana setelah melakukan uji coba rahasia terhadap bus merek China, Yutong, yang digunakan sebagai mayoritas angkutan umum bus di sana, mereka menemukan adanya kartu SIM tersembunyi, yang diduga dapat mengendalikan bus dari jarak jauh.

Baca juga: Temukan kartu SIM tersembunyi, Norwegia waspadai keamanan bus China

Temuan ini langsung memunculkan kekhawatiran soal keamanan nasional. Pemerintah Denmark kini sedang menyelidiki cara membatasi akses tidak sah ke sistem bus tersebut, sambil tetap mempertahankan manfaat dari penggunaan armada kendaraan listrik yang saling terhubung.

Perusahaan transportasi Denmark, Movia, mengoperasikan 469 bus listrik buatan China, dan 262 di antaranya berasal dari Yutong.

Menanggapi hal ini, Yutong mengatakan bahwa perusahaan selalu mematuhi hukum, peraturan, dan standar industri yang berlaku di setiap negara tempat busnya beroperasi, serta menyimpan data kendaraan di pusat data Amazon Web Services (AWS) yang berlokasi di Frankfurt, Jerman.

Baca juga: Bus listrik capai 82,7 persen dari total armada bus umum di China

“Data tersebut dilindungi oleh sistem enkripsi dan kontrol akses. Tidak ada yang boleh mengakses atau melihat data itu tanpa izin dari pelanggan. Yutong sepenuhnya mematuhi aturan perlindungan data Uni Eropa.” ujar juru bicara Yutong.

Meskipun kali ini sorotan tertuju pada Yutong dan China, kekhawatiran soal keamanan kendaraan yang terhubung ke internet (connected vehicles) semakin meluas. Semakin banyak mobil kini bisa menerima pembaruan perangkat lunak jarak jauh (OTA) dan mengirim data, yang menimbulkan risiko baru terhadap keamanan digital.

Baca juga: Buenos Aires luncurkan Jalur bus listrik dengan kendaraan buatan China

Awal tahun ini, Departemen Perdagangan Amerika Serikat menetapkan aturan baru yang melarang penjualan perangkat keras dan perangkat lunak terhubung yang berasal dari Rusia dan China.

Bahkan produsen ban pun ikut terdampak. Teknologi Cyber Tire dari Pirelli, yang dilengkapi sensor dan sebagian sahamnya dimiliki oleh perusahaan China Sinochem, kini juga terancam mendapat pembatasan karena termasuk dalam kategori teknologi kendaraan terhubung.

Baca juga: Puluhan bus listrik Zhongtong asal China akan beroperasi di Jakarta

Baca juga: Layanan pesan bus cerdas transformasi transportasi umum kota di China

Penerjemah: Pamela Sakina
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |