New York (ANTARA) - Badan Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Kamis (6/2) memperingatkan bahwa kondisi hujan lebat yang disertai angin kencang di Jalur Gaza mengancam ratusan ribu warga Palestina.
Potensi cuaca ekstrem itu terjadi setelah rumah mereka hancur akibat kebrutalan genosida Israel yang berlangsung selama 15 bulan.
Melalui unggahan di X, UNRWA menyatakan bahwa banyak keluarga Palestina yang masih tinggal di pengungsian akibat kerusakan yang meluas di Jalur Gaza.
Cuaca ekstrem baru-baru ini, termasuk hujan lebat dan angin kencang, secara signifikan memperparah situasi di wilayah kantong tersebut.
"Hujan lebat dan angin kencang di Gaza telah menyebabkan ratusan ribu orang kedinginan dan kebasahan dalam 24 jam terakhir," kata UNRWA.
"Banyak keluarga yang masih berada di pengungsian akibat kerusakan yang meluas," lanjut lembaga tersebut.
UNRWA mencatat pula bahwa timnya terus memberikan bantuan mendesak yang dibutuhkan seperti tenda, kasur, selimut, dan pakaian bagi para pengungsi di sana.
Badan PBB itu juga merilis sebuah video yang memperlihatkan angin kencang merobek tenda-tenda darurat yang terbuat dari kain dan nilon, sekaligus memporakporandakan barang-barang milik mereka di daerah Al-Mawasi, Khan Younis di Jalur Gaza selatan.
Sumber: WAFA-OANA
Baca juga: Meski dilarang Israel, UNRWA terus bantu Gaza dan Tepi Barat
Baca juga: PBB: 565 ribu lebih orang menyeberang ke Gaza Utara dalam sepekan
Baca juga: AS akan tarik diri dari Dewan HAM PBB, hentikan pendanaan untuk UNRWA
Baca juga: Di DK PBB, hanya AS yang mendukung Israel melarang UNRWA di Palestina
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025